Ini tantangan emiten konstruksi tahun depan



JAKARTA. Tahun depan, akan banyak tantangan yang pasti dihadapi emiten konstruksi, tak terkecuali PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL).

Mulai dari faktor dalam negeri hingga luar negeri berpotensi menjadi penghambat kinerja perusahaan. Moeljati Soetrisno, Direktur TOTL bilang, dari dalam negeri, kondisi makro akibat pelemahan kurs dan kenaikan BI rate menjadi tantangan wajib dihadapi perusahaan. "Belum lagi, tahun depan ada pemilu, kan," imbuhnya, (6/12).

Nah, menanggapi hal tersebut, Moeljati mengaku akan lebih hati-hati mengejar proyek-proyek pembangunan. Manajemen akan fokus untuk mengerjakan proyek-proyek yang pemilik modalnya memiliki core bisnis ekspor.


Manajemen akan lebih senang jika mengerjakan proyek-proyek yang datang dari pemilik modal yang tidak memiliki utang dollar AS yang tinggi. Atau, TOTL akan mengerjakan proyek-proyek yang pemilik modal proyeknya memang memiliki pendapatan dalam kurs dollar.

"Atau seperti kemarin ketika kami mengerjakan gedung Bank Danamon. Dia bangun gedung bukan untuk dijual lagi, tapi dipakai sendiri sehingga paling tidak dia sudah memiliki biaya untuk bayar. Jadi, pembayaran mereka nanti pasti lancar, enggak mandek," tutur Moeljati.

Dari luar negeri, tantangannya datang dalam bentuk kondisi ekonomi global yang masih tidak menentu. Satu hal yang wajib menjadi perhatian adalah, banyak kontraktir asing yang mulai berdatangan ke Indonesia, dan pasti melirik kawasan Jakarta untuk mengerjakan proyeknya.

Untuk hal ini, TOTL memiliki trik tersendiri. Jika berbicara mutu, pemain lokal tidak kalah dengan pemain asing. Berbicara cost, pemain asing belum memiliki tingkat efisiensi serendah pemain lokal. Tapi, jika berbicara teknik, maka pemain asing yang menjadi juara.

Makanya, setiap ada tender proyek, selain mengikuti prosesnya, TOTL juga mendekati pesaingnya yang datang dari luar negeri. "Kami dekati mereka, kasarnya kami bilang, eh.. Kalo yang menang tender perusahaan ini (pemain asing), tolong, ya, kami juga disertakan," tutur Moeljati.

Dengan cara-cara seperti itu, diharapkan TOTL mampu mengejar target kinerjanya tahun depan. Manajemen memiliki proyeksi pendapatan yang diterima tahun depan sekitar Rp 2,4 triliun, naik 14,28% jika dibandingkan target pendapatan TOTL tahun ini.

Dari segi laba, tahun depan ditargetkan pada level Rp 230 miliar, naik 15% jika dibanding target tahun ini, Rp 200 miliar. Menyoal kontrak baru, tahun depan TOTL membidik kontrak baru juga senilai Rp 2,4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri