Ini tantangan implementasi penyelesaian transaksi saham T+2, menurut BEI



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mempersiapkan berbagai hal demi memastikan penyelesaian settlement T+2 bisa berjalan lancar di 26 November nanti.

Namun demikian, Laksono Widodo, Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan bahwa beberapa tantangan masih menjadi perhatian BEI, termasuk investor asing yang memiliki perbedaan waktu dengan Indonesia.

Oleh karena itu beberap cara dilakukan oleh BEI dengan menggencarkan securities lending and borrowing dan bertemu dengan 10 anggota bursa besar di Indonesia untuk memberikan additional encouragement. Selain itu BEI juga menggandeng asuransi negara untuk membantu di cash market. Selain itu untuk broker asing akan ada additional funding dari bank kustodian.


Selain itu, BEI juga terus menggencarkan sosialisasi ke investor dalam negeri. "Kami terus menjelaskan poin penting, seperti mekanisme kliring, dan tak bolehnya ada transaksk saham yang sama dengan broker berbeda," kata Laksono saat ditemui KONTAN, Rabu (14/11).

Laksono mengatakan bahwa implementasi penyelesaian transaksi T+2 juga akan tetap dilaksanakan oleh BEI meski dua negara tetangga yakni Malaysia dan Singapura memutuskan menundanya karena adanya rebalancing MSCI. Hal ini karena rebalancing MSCI sudah diantisipasi hingga saat ini.

Menurutnya implementasi T+2 jni menjadi penting untuk meningkatkan volume transaksi yang ada di BEI. Laksono mengatakan dengan adanya T+2, maka perputaran transaksi bisa lebih cepat 30%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia