JAKARTA. Tahun depan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah mulai membawahi pasar modal Indonesia. Walaupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki tren yang cenderung naik bahkan mencapai 14,5% di dari awal tahun hingga November lalu, namun Anggota Dewan Komisioner (DK) OJK Nurhaida menilai paling tidak ada lima tantangan tahun depan. Berikut ini lima tantangan yang harus dihadapi pasar modal di bawah OJK: 1. Masih minimnya investor domestik. Saat ini jumlah investor dalam negeri sudah mencapai 363.000 orang, namun rasionya dibandingkan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta orang masih sangat kecil. "Jumlah investor kami masih minim. Kalau dibandingkan negara lain, posisi Indonesia kecil. Seperti Hongkong dan Malaysia saja yang tetangga masih jauh lebih tinggi," katanya dalam Investor Summit 2012 di Jakarta, Rabu (28/11). Lebih lanjut Nurhaida menyebut sebenarnya investor domestik dapat mencegah anjloknya pasar modal saat adanya penarikan modal secara besar-besaran (capital reversals) dari investor asing. 2. Jumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki kinerja bagus masih relatif sedikit. Saat ini, jumlah emiten yang terdaftar di pasar modal Indonesia sudah mencapai 462 perusahaan. Angka ini memang besar tapi tidak setara dengan instrumen investasi yang ada. Untuk itu pasar modal Indonesia masih memerlukan lebih banyak emiten berkualitas. Tidak hanya sekadar menjadi perusahaan Tbk dan mendapatkan modal dari publik. "Kalau dibandingkan dengan Malaysia, jumlah kita jauh lebih sedikit," tambahnya. 3. Produk investasi pasar modal masih terbatas. Tantangan yang ada salah satunya diversifikasi produk investasi. Nurhaida menyebut, investasi saham dan SBN kini masih mendominasi, meski terdapat pula obligasi korporasi.
Ini tantangan pasar modal pasca transisi OJK
JAKARTA. Tahun depan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah mulai membawahi pasar modal Indonesia. Walaupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki tren yang cenderung naik bahkan mencapai 14,5% di dari awal tahun hingga November lalu, namun Anggota Dewan Komisioner (DK) OJK Nurhaida menilai paling tidak ada lima tantangan tahun depan. Berikut ini lima tantangan yang harus dihadapi pasar modal di bawah OJK: 1. Masih minimnya investor domestik. Saat ini jumlah investor dalam negeri sudah mencapai 363.000 orang, namun rasionya dibandingkan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta orang masih sangat kecil. "Jumlah investor kami masih minim. Kalau dibandingkan negara lain, posisi Indonesia kecil. Seperti Hongkong dan Malaysia saja yang tetangga masih jauh lebih tinggi," katanya dalam Investor Summit 2012 di Jakarta, Rabu (28/11). Lebih lanjut Nurhaida menyebut sebenarnya investor domestik dapat mencegah anjloknya pasar modal saat adanya penarikan modal secara besar-besaran (capital reversals) dari investor asing. 2. Jumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki kinerja bagus masih relatif sedikit. Saat ini, jumlah emiten yang terdaftar di pasar modal Indonesia sudah mencapai 462 perusahaan. Angka ini memang besar tapi tidak setara dengan instrumen investasi yang ada. Untuk itu pasar modal Indonesia masih memerlukan lebih banyak emiten berkualitas. Tidak hanya sekadar menjadi perusahaan Tbk dan mendapatkan modal dari publik. "Kalau dibandingkan dengan Malaysia, jumlah kita jauh lebih sedikit," tambahnya. 3. Produk investasi pasar modal masih terbatas. Tantangan yang ada salah satunya diversifikasi produk investasi. Nurhaida menyebut, investasi saham dan SBN kini masih mendominasi, meski terdapat pula obligasi korporasi.