Ini tantangan perbankan daerah versi Fitch



JAKARTA. Fitch Ratings mengatakan tantangan terbesar yang dihadapi perbankan daerah Indonesia dalam menyokong pertumbuhan kredit saat ini adalah akses ke sumber modal baru dan tata kelola perusahaan.

Dalam rilis yang diterima KONTAN, Fitch juga bilang, posisi finansial pemerintah Indonesia saat ini masih lemah karena tak memiliki banyak modal untuk disalurkan ke pihak perbankan di daerah. Padahal, pemerintah merupakan pemegang saham mayoritas bagi Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Selain ini, banyak BPD yang tidak memiliki tata kelola perusahaan yang layak akibat lemahnya kontrol internal, praktek akuntansi yang masih buruk, dan risiko manajemen yang tidak efektif. Intervensi dari pemerintah daerah juga membuat pihak perbankan kesulitan untuk melakukan ekspansi bisnis secara bijaksana.


Berdasarkan catatan Fitch, saat ini ada 26 BPD yang tersebar di 31 provinsi di Indonesia. "Meski mereka memiliki pangsa pasar yang cukup besar di daerah mereka masing-masing, namun kontribusi mereka untuk sistem perbankan secara keseluruhan masih kecil di level 8% dari total aset perbankan per akhir 2013," urai Fitch.

Rating yang disematkan Fitch terhadap bank-bank tersbeut merefleksikan potensi kontribusi yang akan mereka terima dari pemerintah pusat melalui pemerintah daerah. BPD sendiri merupakan bank penting bagi pemerintah pusat karena merupakan channel pendanaan untuk menggaji pegawai negeri dan proyek-proyek khusus pemerintahan.

Berikut adalah rating peringkat empat BPD di Indonesia:

- PT Bank Pembangunan Daerah Riau-Kepri

National Long Term Rating at 'A(idn)'; Outlook Stable

- PT Bank Pembangunan Daerah Lampung

National Long Term Rating at 'A(idn)'; Outlook Stable

- PT Bank Pembangunan Daerah Sulut

National Long Term Rating at 'A(idn)'; Outlook Stable

- PT Bank Pembangunan Daerah Maluku

National Long Term Rating at 'A(idn)'; Outlook Stable

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie