Ini tantangan yang harus dihadapi AMRT



JAKARTA. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) bakal terus memperlebar penetrasi pasarnya. Namun, rencana ini bukan berarti tanpa hambatan. Ada beberapa tantangan yang wajib dihadapi emiten pemilik gerai Alfamart ini."Soal kebijakan, tentunya ini menjadi tantangan kami," tandas Hans Prawira, Presiden Direktur AMRT belum lama ini. Memang, minimarket sejenis Alfamart dilarang membuka gerai dengan jarak yang berdekatan dengan pasar tradisional supaya tidak mematikan bisnis UMKM.Tentunya, manajemen mematuhi aturan ini. Selain itu, AMRT tidak melarang adanya warung-warung kecil seperti penjual kebab, atau penjual asesoris ponsel yang membuka usahanya di areal halaman Alfamart.Jika dilihat skalanya, mereka juga termasuk pelaku industri UMKM. "Itu karena kami juga ingin tumbuh berdampingan dengan sektor usaha mikro," imbuh Hans.Tantangan berikutnya adalah soal tenaga kerja. AMRT punya rencana membuka 1.200 gerai baru sepanjang tahun ini. Asumsikan setiap gerainya membutuhkan delapan orang karyawan. Jadi, setidaknya AMRT butuh 9.600 tenaga kerja untuk mengoperasikan 1.200 gerai baru tersebut.Tingkat pengangguran di Indonesia memang cukup tinggi. Dengan kata lain, suplai tenaga kerja tersedia cukup banyak. Hanya saja, calon tenaga kerja yang siap masuk kedalam dunia kerja dan memiliki sumber daya yang memadai jumlahnya jumlahnya juga terbatas.Pada kesempatan yang sama, Direktur AMRT Peter Soeryadi menambahkan, soal infrastruktur juga menjadi tantangan. Bisnis AMRT dua sumber daya utama berupa listrik dan jaringan internet untuk menunjang sistem IT yang dikelola perusahaan.Sebagaimana yang telah diketahui juga, portofolio bisnis AMRT berupa jaringan distribusi dan gerai Alfamart mulai banyak tersebar diluar Pulau Jawa. Sementara, di wilayah tersebut kondisi infrastruktur listrik dan internetnya tidak sebaik di Pulau Jawa."Di Lampung saja mati listrik bisa berkali-kali dalam sehari. Jadi, memang tantangan-tantangan ini yang wajib kami siasati," pungkas Peter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie