Ini target dirut PLN di 2020



JAKARTA. Di Indonesia masih ada wilayah-wilayah yang tingkat keterjangkauan listriknya masih berada di bawah 40 persen kata Direktur Utama PT.PLN, Nur Pamudji. Kata dia hal itu rata-rata terjadi di kabupaten baru yang infrastrukturnya masih terbatas.

Kepada wartawan di kantor Wakil Presiden RI, Gambir, Jakarta Pusat, Nur Pamudji mengatakan wilayah-wilayah yang tingkat keterjangkauan listriknya masih rendah antara lain di Pantai Timur wilayah Riau serta Gorontalo. Salah satu permasalahan PT.PLN adalah kurangnya akses jalan di wilayah itu.

"Itu akan dikembangkan seiring dengan pembangunan jalan. Kalau ada jalan kita akan pasang tiang listrik," katanya.


Dalam lima tahun belakangan menurut dia tingkat kelistrikan secara nasional meningkat, walau pun jumlah rumah dan populasi warga ikut meningkat. Namun pemerataannya masih belum sempurna, karena walau pun di pulau Jawa sudah di atas 90 persen, namun banyak wilayah di luar pulau Jawa yang tingkat kelistrikannya masih di bawah 40 persen.

Kata dia pemerintah berkomitmen untuk menambah tingkat keterjangkauan minimal sebanyak 3 persen per tahun. Dengan demikian pada 2020 diharapkan 90 persen masyarakat Indonesia sudah menikmati fasilitas listrik.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengatakan dalam dua tahun ke depan Indonesia terancam krisis listrik. Pemerintah pun mengambil kebijakan dengan mmebentuk satuan tugas (Satgas) untuk mempercepat pembangunan 35 ribu megawatt.

"Kita akan pangkas birokrasinya, kita akan beri insentif agar menarik para investor, kita juga akan libatkan orang-orang profesional dalam pengadaannya, jadi yang dipilih bukan karena kedekatan, tapi kemampuan," ujarnya.

Soal anggaran ia mengaku belum bisa menjelaskan, karena hal itu masih disusun. Namun kata dia anggaran tersebut terdiri dari Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) dan dana perusahaan swasta. Mengenai proporsi kedua dana itu, Sudirman mengatakan hal itu bisa diketahui dalam dua minggu. (Nurmulia Rekso Purnomo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie