KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten telekomunikasi, PT Smartfren Telecom Tbk (
FREN) menargetkan kinerja positif. Tahun ini, FREN mengharapkan raihan pendapatan dan laba bersih setidaknya bisa sama ataupun lebih baik dari capaian tahun lalu.
Director Investor & Media Relation Smartfren Telecom, Gisela Yenny Lesmana menjelaskan bahwa banyak faktor pertimbangan dan ketidakpastian membuat pihaknya menargetkan kinerja di 2023 sama dengan tahun lalu dan berharap dapat tumbuh lebih baik dari sebelumnya. "Kami upayakan maksimal sama seperti tahun sebelumnya dan optimis bisa tercapai dengan strategi yang kita telah rencanakan," ujarnya di Jakarta, Kamis (13/4).
Smartfren Telecom (FREN) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 11,20 triliun sepanjang 2022. Pendapatan emiten telekomunikasi ini naik 7,17% jika dibandingkan dengan tahun 2021 yang mencapai Rp 10,45 triliun. Bahkan, laba bersih Smartfren mencapai Rp Rp 1,06 triliun pada 2022 dari rugi bersih Rp 435,33 miliar di tahun sebelumnya. Bottom line FREN ditopang oleh adanya keuntungan dari investasi dalam saham yang mencapai Rp 1,64 triliun pada tahun 2022. Tahun sebelumnya, keuntungan dari investasi dalam saham Smartfren hanya Rp 118,73 miliar. Keuntungan investasi saham ini berasal dari keuntungan yang belum direalisasi atas kenaikan nilai wajar pada PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA). Sekadar informasi, FREN memiliki 20,5% saham MORA pada akhir 2022.
Baca Juga: Smartfren Telecom (FREN) Siapkan Capex US$ 200 Juta pada Tahun 2023 Meski mencatatkan laba bersih pada tahun ini, Gisela belum dapat memastikan perseroan dalam melakukan pembagian dividen namun manajemen akan selalu berusaha untuk memaksimalkan
share holder value, dan berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada seluruh pemegang saham. "Ini baru pencapaian pertama jadi kita membutuhkan
assessment dulu dan evaluasi kinerja di tahun sebelumnya," jelasnya. Gisela mengatakan untuk tahun ini, Smartfren akan menganggarkan belanja modal sekitar US$ 200 juta untuk digunakan dalam optimalisasi dan pembangunan jaringan dengan memperbanyak dan melakukan pemerataan titik
point of interest. "Kita selalu maintance capex sekitar 200 juta atau Rp 3 triliun. Kita akan fleksibel untuk kebutuhan kami, tapi prinsip
fix mobile konvergensi adalah untuk satu kebutuhan konektivitas dalam satu rekening bisa
share ke keluarga lainnya dan bisa juga ott selain konektivitas," tuturnya.
Gisela menjelaskan Smartfren akan berfokus pada aspek operasional seperti layanan data internet dan akan memperkuat jaringan internet agar dapat merata di seluruh
region. Serta, menambah lineup produk baru agar dapat melengkapi kebutuhan pasar sehingga dapat meningkatkan kinerja di 2023. Selain itu, FREN juga sedang mendesain
fixed mobile convergence (FMC) untuk melengkapi kebutuhan konsumen namun masih membutuhkan waktu untuk implementasi. "Kita sedang desain dan tentu saja setiap bisnis memiliki karakteristik sendiri dan sedang mempertimbangkan banyak hal," tuturnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .