KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina saat ini sedang mempersiapkan eksplorasi minyak dan gas bumi (migas) di Wilayah Kerja (WK) Rokan dengan metode Chemical Enhanced Oil Recovery (EOR). Rencananya, Pertamina akan merealisasikan pilot project ini dalam satu tahun hingga dua tahun mendatang. Memang sebelumnya Kontan.co.id pernah melaporkan Pertamina Hulu Rokan menargetkan chemical EOR tahap I di Lapangan Minas akan dilakukan pada akhir 2025. Sebagai informasi, injeksi kimia EOR ialah menambahkan zat-zat kimia ke dalam air injeksi untuk mengerek perolehan minyak sehingga akan menaikkan efisiensi penyapuan dan menurunkan saturasi minyak dalam
reservoir.
Pejabat
Executive Vice President Upstream Business PHR Rokan, Edwil Suzandi menyatakan, WK Rokan merupakan salah satu lapangan minyak di Indonesia dengan produksi terbesar. Pengembangan migas di satu lapangan yang sudah tua (
mature) dibutuhkan teknologi baru.
Baca Juga: Proyek Migas yang Libatkan Rusia Terkena Dampak, Ini Kata Menteri ESDM Edwil bilang, produksi WK Rokan saat ini menggunakan teknologi
steam flood yang akan terus dikembangkan dan dioptimalkan. “Kami harus mencari potensi-potensi baru di Rokan supaya produksi bisa meningkat salah satunya penggunaan chemical EOR, ini sangat penting dan proses sedang berjalan,” jelasnya dalam acara RTI Collaboration Day 2023 di Grha Pertamina, Kamis (22/6). Dia menyebut WK Rokan memiliki potensi besar di
low quality reservoar (LQR). Potensi ini juga diikuti tantangan besar karena mengelola LQR ini tidaklah mudah. “Meski demikian, Pertamina terus mendorong
reservoar yang memiliki permeabilitas rendah tetap bisa dikembangkan dengan teknologi baru dan inovasi baru yang bisa dikembangkan oleh Research And Technology Innovation (RTI),” ujarnya. Edwil bilang, pihak RTI di Pertamina mencari senyawa kimia apa yang cocok untuk diinjeksikan ke reservoar di WK Rokan.
Senior Vice President Research & Technology Innovation Pertamina, Oki Muraza menjelaskan Chemical EOR di Rokan saat ini sedang dilakukan kajian lebih lanjut. “Sebagai fungsi laboratorium, riset dan pengembangan kami akan full support,” jelasnya saat ditemui di kesempatan yang sama. Oki mengungkapkan saat ini pihaknya menyiapkan kimia yang akan diinjeksikan. “Mudah-mudahan pilot bisa diselesaikan dalam setahun hingga dua tahun ke depan,” tandasnya.
Baca Juga: Pertamina akan Uji Coba Pasar Pertamax Bioetanol Di Surabaya, Berapa Harganya? Melansir Jurnal Energi Baru dan terbarukan 2021 bertajuk “Mengenal Enhanced Oil Recovery (EOR) Sebagai Solusi Meningkatkan Produksi Minyak Indonesia”, injeksi kimia menggunakan EOR menggunakan tiga macam zat kimia yang biasa digunakan dalam injeksi kimia, yaitu: polimer, surfaktan (zat aktif permukaan), dan alkalin (kaustik). Mengutip kembali catatan Kontan.co.id, pelaksanaan chemical EOR tahap I yang akan dilakukan di Lapangan Minas di Blok Rokan menggunakan surfaktan. Senyawa kimia ini akan dialirkan ke dalam sumur minyak untuk melepaskan sisa-sisa minyak yang terperangkap dalam pori-pori batuan di
reservoir. Surfaktan bekerja menurunkan tegangan antar muka antara minyak bumi dengan air sehingga dapat meningkatkan perolehan minyak bumi. Chemical EOR tahap I di Lapangan Minas mencakup 37 sumur termasuk sumur produksi,
injector, observasi, dan
disposal dengan menerapkan konfigurasi sumur berpola 7
spot inverted irregular. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi