KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) anjlok tahun 2024. Laba bersihnya kontraksi akibat penurunan tajam pendapatan bunga bersih. BTN hanya mampu mengantongi laba bersih Rp 3 triliun tahun lalu, turun 14,1% dari tahun 2023 atau year on year (YoY). Pendapatan bunga bersih bank ini melorot 14,1% jadi Rp 11,7 triliun karena lonjakan biaya dana yang mencapai 21,9% menjadi Rp 17,8 triliun. Sementara pendapatan in bunga BTN masih tumbuh solid hingga 17,6% menjadi Rp 4,6 triliun. Beban provisi atau biaya kreditnya juga menyusut 46,3% menjadi Rp 2,02 triliun.
Dari sisi fungsi intermediasi, ekspansi kredit BTN tahun 2024 meleset dari target awal perseroan di kisaran 10%-11%. Realisasinya hanya tumbuh 7,3% menjadi Rp 357,9 triliun. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 9,1% ke level Rp 381,6 triliun. Baca Juga: Cetak Laba Rp 3 Triliun, Laba BTN Turun 14% pada 2024 Outstanding Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) yang menjadi core bisnis BTN hanya tumbuh 8,49% secara tahunan menjadi Rp 279,8 pada akhir 2024. Rinciannya, KPR subsidi tumbuh 7,5% jadi Rp 173,8 triliun dan KPR non subsidi meningkat 10,2% jadi Rp 105,95 triliun. Kredit konsumer lain BTN tumbuh 7,6% jadi Rp 7,8 triliun, kredit komersial meningkat 18,1% menjadi Rp 15,2 triliun, dan kredit korporasi naik 1,4% jadi Rp 29,3 triliun. Sementara kredit konstruksi menyusut 9% jadi Rp 17,13 triliun dan kredit korporasi turun Kualitas aset BTN tercatat mengalami penurunan dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) naik ke level 3,2% dari 3% pada tahun 2023. Kenaikan NPL ini terutama didorong dari segmen KPR. NPL KPR subsidi naik dari 1,5% ke level 1,7% dan NPL KPR non subsidi meningkat dari 2% jadi 3,7%. Lalu NPL kredit komersial juga naik dari 6,2% menjadi 7,3%. Baca Juga: Likuiditas Ketat, Ekspansi Kredit Sulit Digenjot