KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Selasa (27/10). Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengungkapkan, BEI telah mengantongi persetujuan pemegang saham terkait Rencana Kinerja Tahunan (RAKT) BEI untuk tahun 2021. Dalam RKAT itu disebutkan bahwa BEI menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2021 mencapai Rp 8,5 triliun dengan total jumlah hari bursa sebanyak 241 hari. "Ini sudah naik dari target RNTH tahun 2020 yang direvisi menjadi Rp 7,75 triliun," jelasnya dalam paparan publik RUPLS BEI yang digelar secara daring, Selasa (27/10). Adapun sejauh ini, RNTH di bursa telah mencapai Rp 7,9 triliun.
Lebih lanjut Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menambahkan, target tersebut mempertimbangkan prediksi pertumbuhan ekonomi tahun depan yang akan lebih baik dibandingkan tahun ini.
Baca Juga: Bergerak tidak wajar, BEI awasi saham DMS Propertindo (KOTA) Di sisi lain, pihak bursa juga melihat pertumbuhan investor, khususnya investor domestik ritel yang semakin berkontribusi signifikan terhadap transaksi harian bursa. BEI juga menargetkan akan ada 30 pencatatan efek baru yang terdiri dari pencatatan efek saham, obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek lainnya meliputi ExchangeTraded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE) dan Efek Beragun Aset (EBA). Mengenai hal ini, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, tahun depan pihaknya tidak hanya fokus pada jumlah perusahaan yang akan melakukan pencatatan. Bursa juga akan mempertimbangkan variasi perusahaan yang akan melantai di bursa. Sehingga perusahaan yang tercatat tidak hanya perusahaan konvensional, tetapi akan diupayakan kehadiran jenis perusahaan lain seperti
e-commerce dan perusahaan tekonologi. Target tersebut akan dicapai melalui pelaksanaan kegiatan sosialisasi untuk perusahaan tercatat dan calon perusahaan tercatat. Adapun kegiatan ini akan dilakukan melalui kombinasi penyelenggaraan kegiatan sosialisasi,
one-on-one meeting, serta workshop yang dilakukan secara online maupun
offline. Sementara itu, BEI secara berkesinambungan akan memberikan dukungan pengembangan, serta kepatuhan Anggota Bursa (AB) dan partisipan, yang diwujudkan melalui kegiatan pelatihan dan sosialisasi, pertemuan rutin, dukungan jasa informasi, serta dukungan teknis dalam pengembangan sistem dan layanan kebursaan. Mempertimbangkan seluruh target dan rencana kegiatan BEI pada tahun 2021, proyeksi total pendapatan yang dibidik BEI adalah sebesar Rp 1,12 triliun. Jumlah ini meningkat 17,36% dibandingkan total pendapatan RKAT 2020 yang telah direvisi yaitu Rp 957,54 miliar. Sementara itu, proyeksi atas biaya usaha BEI untuk tahun 2021 adalah Rp 960,91 miliar. Sehingga laba sebelum pajak menjadi Rp 162,87 miliar. Setelah dikurangi estimasi beban pajak sebesar Rp 43,15 miliar maka perkiraan perolehan laba bersih BEI pada tahun 2021 dipatok di Rp 119,72 miliar.
Baca Juga: BEI mengumumkan suspend aktivitas perdagangan bagi Kresna Sekuritas "Rencana pengembangan bursa yang akan kita lakukan, telah melalui serangkaian koordinasi dan masukan dari seluruh stakeholders Pasar Modal, baik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Pemerintah, Anggota Bursa, SRO, dan tentunya juga dari kalangan asosiasi," imbuh Inarno. Sekadar informasi, RKAT tahun 2021 ini sejalan dengan master plan bursa 2021 hingga 2025 yang sudah disusun sejak akhir tahun 2019. Master plan hasil diskusi dengan berbagai stake holder itu dibuat untuk mencapi harapan BEI yakni menjadi bursa kredibel yang menggerakkan pendalaman keuangan dan memberdayakan Indonesia menjadi ekonomi terbesar ke-5 pada tahun 2045.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi