Ini tiga poin utama yang bisa mengakhiri shutdown



NEW YORK. Penutupan (shutdown) sebagian pemerintahan AS sudah memasuki hari ketiga (3/10). Analis Bank of America Merrill Lynch menilai, ada tiga poin penting yang bisa memicu para politisi untuk mencapai kata sepakat. Apa saja? Sebelum membahas lebih lanjut, untuk menyegarkan ingatan, Washington secara resmi ditutup untuk kali pertama dalam 17 tahun terakhir pada Selasa (1/10) lalu. Shutdown dilakukan setelah lobi-lobi yang dilakukan Republik dan Demokrat gagal menemukan titik temu mengenai anggaran belanja AS untuk tahun keuangan fiskal 2014. Kondisi itu menyebabkan sekitar 800.000 karyawan pemerintah harus tinggal di rumah tanpa dibayar. Terkait hal itu, "Kami melihat ada tiga poin penting yang dapat mengembalikan akal sehat para politisi Washington," jelas Ethan S Harris, global economist BoAML. Poin pertama, jelas Harris, berkaitan dengan rasa ketidakpuasan warga AS terhadap Kongres yang akan diekspresikan melalui poling opini publik. Poling opini yang dilakukan dalam sepekan terakhir menunjukkan bahwa tingkat persetujuan terhadap langkah Kongres sudah berkurang hingga separuhnya hingga turun menjadi 10%. Poin kedua, semakin bertumbuhnya rasa ketidaknyamanan terhadap pemerintah AS yang akhirnya berubah menjadi tindakan menyalahkan, di mana menurut Harris pihak yang paling akan disalahkan adalah Republik. Berdasarkan poling CNN yang dikutip BoAML, untuk pertanyaan siapa yang seharusnya bertanggungjawab atas lamanya masa shutdown pemerintah AS, 46% responden menyalahkan Republik di Kongres. Sementara 36% menyalahkan Obama, dan 13% lainnya menyalahkan kedua pihak. Sedangkan poin ketiga adalah tekanan dari pasar saham. Harris menjelaskan, adanya sinyal aksi jual akibat kepanikan di pasar saham akan mendorong politisi AS untuk segera bertindak. Sejauh ini, pasar saham global sudah menunjukkan reaksi yang tidak berlebihan dalam menerima berita shutdown. Wall Street ditutup di zona merah pada Rabu (2/10), namun tidak terlalu dalam. Indeks Dow Jones, misalnya, ditutup turun 0,39% dan indeks S&P 500 ditutup turun 0,07%. Sementara, sejumlah indeks acuan Asia juga mengindikasikan adanya tindakan hati-hati investor terhadap isu ini.


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie