KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terbiasa hidup untuk prihatin, pada akhirnya membentuk sosok Syaiful Rachman menghargai betul keberadaan uang. Sosok yang kini menjabat sebagai Direktur Bestprofit Futures ini sejak kecil sudah terbiasa untuk dididik menggunakan uang secara bijak dan tidak konsumtif. Syaiful hingga kini mengaku terus memegang prinsip tersebut. Baginya, hidup itu harus terus memandang jauh ke depan. Dengan prinsip tersebut, ia mengaku menjadi sosok yang lebih mudah fokus dalam mengelola keuangan. Pasalnya, dengan fokus untuk persiapan masa depan, pengelolaan uang bisa jauh lebih optimal. Pria asal Jakarta ini mengenang bagaimana dirinya selalu menyisihkan uang jajan selama semasa kuliah untuk ditabung. Setelah merasa cukup punya modal, ia memberanikan diri untuk menjajal masuk ke dunia investasi dan mengadu peruntungannya agar bisa mendapatkan cuan yang lebih optimal.
“Pengalaman pertama investasi saya saat itu adalah dengan dunia saham. Padahal, sebenarnya saya tidak punya banyak pengetahuan, hanya bermodalkan ilmu pengantar ekonomi dari bangku kuliah,” kenang Syaiful ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (5/3).
Baca Juga: Marak terima aduan dari konsumen, YLKI beberkan tips aman membeli properti Untungnya, usaha Syaiful tidak berujung buntung. Bermodalkan uang tabungan beberapa ratus ribu, ia berhasil merasakan nikmatnya cuan dari bermain saham. Namun, ia merasa dunia saham bukanlah ladang investasi yang cocok dengan profilnya. Setelah bekerja, Syaiful memutuskan untuk bermain di properti. Saat itu, tanah menjadi instrumen pilihannya. Ia menganggap, tanah merupakan investasi untuk kebutuhan di masa depan kelak dan harganya selalu mengalami kenaikan. Sarjana ekonomi ini memilih membeli sepetak tanah di pinggiran Jakarta sebagai lahan pertamanya. Ia ingat, saat itu tanah tersebut dibeli dengan cara dicicil. Pertama, ia membeli seluas 100 meter persegi, kemudian dengan dana yang terus bertambah, tak terasa tanah itu jadi memiliki luas 700-800 meter persegi. “Yang menjadi kejutan, ternyata tak jauh dari tanah yang saya beli, ada developer yang masuk dan mengembangkan kawasan tersebut. Praktis, harga tanah saya pun mengalami lonjakan berkali-kali lipat dari ketika saya beli. Alhamdulillah, mungkin ini memang yang namanya rezeki,” ujarnya. Berkat investasi tanah yang berhasil, Syaiful pun semakin nyaman berinvestasi pada dunia properti dan menjadikannya sebagai portofolio utama. Kini, ia mengaku sudah punya beberapa lahan, rumah, hingga apartemen sebagai portofolionya. Pria asli Jakarta ini mengaku, berinvestasi pada properti tak hanya menguntungkan secara jangka panjang. Namun, memungkinkan dirinya untuk mendapatkan passive income dari rumah maupun apartemen yang disewakan.
Memanfaatkan momentum
Pandemi Covid-19 yang telah membuat perekonomian porak poranda justru dinilai Syaiful menjadi momen yang tepat untuk masuk ke dunia properti. “Banyak orang yang pada akhirnya menjual rumah atau tanahnya karena butuh uang. Ini membuat harga properti yang jual jadi lebih murah dan di bawah harga pasar sehingga menjadi time to buy paling tepat,” terang Syaiful. Dengan harga yang bisa di bawah pasar, Syaiful meyakini imbal hasil yang didapat pada akhirnya bisa semakin optimal. Apalagi, sektor properti merupakan salah satu sektor yang akan terus tumbuh mengingat kebutuhan akan hunian akan selalu ada. Jadi, sekalipun harganya sempat turun, cepat atau lambat akan kembali naik. Menurutnya, salah satu keunggulan berinvestasi pada sektor properti adalah kemampuan investor untuk menolak rugi. Maksudnya, ketika harga properti sedang turun, investor tak perlu merasa khawatir. Jika asetnya tidak dijual, maka investor pun tidak akan rugi. Oleh sebab itu, hingga saat ini, Syaiful mengaku belum merasakan kerugian yang besar dari investasinya. “Tapi, berinvestasi pada properti itu tidak likuid, jadi investor perlu punya keranjang lain untuk memastikan likuiditasnya. Saya sendiri memilih menyimpan sebagian dana investasi saya ke dalam bentuk emas ataupun deposito,” imbuh Syaiful. Selain momentum beli yang tepat, Syaiful menyebut salah satu faktor utama dalam berinvestasi pada properti adalah lokasi yang strategis. Tanpa lokasi yang strategis, seperti dekat dengan akses pendidikan, jalan tol, pusat keramaian, hingga beberapa fasilitas penunjang lainnya, sulit harga properti bisa mengalami kenaikan.
Syaiful juga mengingatkan, faktor terpenting lainnya adalah melakukan cross check terhadap pengembangnya. Menurutnya, kredibilitas pengembang pada akhirnya akan menunjang sebuah harga properti. Oleh karena itu, investor harus teliti, hati-hati, dan rajin melakukan riset. “Terakhir, investor harus punya tujuan yang jelas dalam berinvestasi. Untuk bermain di properti kan perlu modal yang besar, dan tujuannya pun umumnya jangka panjang. Jadi berbagai faktor tadi harus dipertimbangkan sebelum memulai investasi pada sektor properti, baik itu tanah, rumah, maupun apartemen,” tutup pria berumur 43 tahun ini. Syaiful menambahkan, baginya prinsip utama dalam berinvestasi adalah tahu tujuan dan jangan berangkat dari ikut-ikutan. Dengan tahu tujuan, nantinya investor bisa memetakan dan melakukan manajemen instrumen investasi yang sesuai dengan jangka waktu investasi serta profil risiko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat