Ini Tren Ruang Tamu yang Mungkin Disesali, Ada 7 lo!



MOMSMONEY.ID - Tak perlu terburu-buru, cari tahu tren ruang tamu yang mungkin disesali dalam lima tahun mendatang!

Mengikuti tren desain ruang tamu tidak ada salahnya. Mengikuti tren perkembangan zaman dalam hal desain, mungkin akan membuat rumah Anda terasa baru. 

Baca Juga: Ini Bahayanya Tidur di Ruangan yang Baru Selesai Dicat


Namun pernahkah Anda bertanya apakah ada tren desain ruang tamu yang hanya bertahan sebentar? Sebab, jika hanya populer di waktu yang singkat maka rumah sangat mudah terasa membosankan. 

Alangkah lebih bijak jika Anda menanyakan hal tersebut. Mengingat merenovasi ruang tamu bukanlah hal yang mudah dilakukan. Selain akan menghabiskan banyak waktu dan tenaga, biayanya juga tidak murah. 

Melansir Apartment Therapy, setidaknya ada delapan tren ruang tamu yang menurut mereka tidak akan bertahan lama. 

Baca Juga: Apa Saja Pentingnya Minum Air Putih Setelah Bangun di Pagi Hari? Ini Jawabannya

Open Floor

Tren desain ruang tamu ini cukup populer sebelum adanya pandemi Covid-19.  Tren ini cukup banyak digunakan untuk rumah dengan lahan terbatas. 

Namun saat ini tren open floor ini mulai kehilangan popularitasnya. Terutama untuk rumah yang membutuh privasi, yang memenuhi kebutuhan bekerja dari rumah. 

“Tren ruang tamu dengan konsep terbuka akan segera memudar, karena lebih banyak pemilik rumah mencari privasi, ketenangan dan ruang hiburan yang lebih intim,” ungkap Desainer Lisa Furtado.

Karya seni

Banyak orang menggunakan karya seni untuk mempercantik ruang tamu. Sayangnya kebanyakan orang hanya membeli tanpa mempertimbangkan apakah karya seni tersebut benar-benar cocok dengan mereka. Pilih karya seni yang benar-benar menceritakan kepribadian dan gaya hidup Anda serta keluarga. 

Baca Juga: Begini Cara Melihat Kata Sandi IG biar Enggak Lupa Password Akun

“Karya seni sangat penting untuk ruang tamu dan sebaiknya luangkan waktu untuk menemukan karya seni yang berbicara kepada Anda sambil mencerminkan keluarga dan gaya hidup Anda,” ungkap Direktur Kreatif CAROLYNLEONA, Liz goldberg. 

Ruang tamu yang terlalu bertema

Tren desain ruang tamu yang mungkin Anda sesali selanjutnya adalah ruangan yang terlalu bertema. Ruang tamu bukan tempat untuk mengusung tema yang sangat spesifik. 

Apabila berlebihan, desain ruang tamu tematik akan membuat Anda mudah bosan. Jadi hindari, misalnya ruang tamu bergaya laut yang berlebihan atau country yang terlalu sederhana. Coba ciptakan nuansa klasik yang lebih abadi tidak tergantung pada tren. 

“Ruang tamu bisa cepat ketinggalan zaman dan membosankan,” ungkap pendirio Shades of Gray Design Studio. 

Furnitur berbulu

Menggunakan furnitur berbulu mungkin tidak relevan dalam beberapa tahun ke depan. Sofa dengan lengan berbulu yang mungkin ngetren menjadi desain ruang tamu tahun ini akan teraa seperti boneka beruang raksasa yang akan menghakimi Anda di tahun berikutnya. 

Baca Juga: Ini Cara Menghilangkan Noda Darah dari Pakaian

Pola garis yang berlebihan

Pola ini mungkin sangat populer di tahun ini namun jangan terlalu berlebihan. Pola ini akan membuat Anda mudah merasa bosan. Anda akan menginginkan lebih sedikit penggunaan pola di ruang tamu. 

Menggunakan finishing emas

Emas memang klasik, namun jika seluruh furnitur menggunakan lapisan emas ini akan membuat ruang tamu jadi ketinggalan zaman. Anda akan merasa hidup di zaman kerajaan. Gunakan pendekatan finishing emas secukupnya dan buat desain yang lebih seimbang. 

Menggunakan satu tone

Tren desain ruang tamu yang mungkin Anda sesali selanjutnya adalah menggunakan furnitur dengan warna yang senada. Misalkan menggunakan kayu terang seluruhnya. Ini akan membuat Anda bosan dan tidak menciptakan harmoni. Sebaiknya seimbangkan tone terang dan tone gelap.

Itu tadi tren desain ruang tamu yang akan Anda sesali. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda!

Tonton: Apa Saja Manfaat Jengkol bagi Kesehatan Tubuh? Cek Juga Efek Sampingnya!

Selanjutnya: Harga Pangan Terkini di Jawa Tengah, 27 Oktober 2024: Harga Bawang dan Daging Naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Benedicta Alvinta