Ini untung rugi bank menerbitkan surat berharga dibanding sumber pendanaan lain



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai semester I-2018, tren penerbitan surat berharga masih cukup besar. Sepanjang semester I-2018, total surat berharga yang diterbitkan perbankan sebesar Rp 103,05 triliun.

Angka ini hanya sebesar 1,35%, dari total komposisi portofolio liabilitas bank Rp 5398 triliun. Sebagian besar liabilitas bank tercatat masih disumbang DPK sebesar 70% dari total komposisi.

Ada beberapa keuntungan bank menerbitkan surat berharga dibandingkan dengan opsi funding lain.


Taswin Zakaria, Direktur Utama Maybank Indonesia mengatakan, penerbitan surat berharga menguntungkan dari sisi waktu perolehan likuiditas yang relatif cepat dan tenor yang panjang.

"Sehingga bisa lebih match dengan aset kredit yang panjang," kata Taswin kepada kontan.co.id, Kamis (30/8).

Ruginya, dari sisi biaya penerbitan dan suku bunga lebih tinggi dibandingkan dana pihak ketiga (DPK).

Sasmaya Tuhuleley, Direktur Utama Bank Kesejahteraan Ekonomi bilang penerbitan surat berharga biasanya disesuaikan dengan kebutuhan bank.

"Jika bank ingin mengurangi risiko maturity missmatch antara lending dan funding," kata Sasmaya kepada kontan.co.id, Kamis (30/8).

Catatan saja, meskipun porsinya tidak besar, namun kenaikan surat berharga yang diterbitkan perbankan ini cukup besar. Sampai akhir Juni 2018, kenaikan penerbitan surat berharga industri perbankan 13,9% secara tahunan atau year on year (yoy).

Kenaikan penerbitan surat berharga ini lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan dana pihak ketiga (DPK) dari periode sama sebesar 6,3% yoy.

Bank besar kelompok BUKU IV dan BUKU III merupakan penerbit terbesar surat berharga perbankan sebesar 87% dari total.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi