Ini upaya Netflix mencari konten bermutu dari Indonesia



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Netflix saat ini terus mencari konten-konten berkualitas dari berbagai penjuru dunia. Asal tahu saja, saat ini layanan streaming tersebut sudah menjamah 190 negara dengan total pengguna lebih dari 151 juta pelanggan.

Untuk Indonesia, perusahaan tidak hanya memandang sebagai pasar bagi pelanggan tetapi juga kreator konten berkualitas. Oleh karena itu, perusahaan meluncurkan Netflix Original pertama Indonesia, The Night Come For Us yang bisa dinikmati di 190 negara.

Baca Juga: Perbaiki encoding, kuota 1GB kini bisa streaming Netflix 6,5 Jam


Erica North, Director of International Originals Netflix menjelaskan bahwa saat ini untuk mendapatkan konten lokal, Netflix menggunakan dua cara yakni memproduksi Netflix Original maupun membeli lisensi film yang sudah diproduksi sebelumnya.

"Membuat Netflix Original dimana kami investasi terhadap konten, membantu, memandu, mendukung proses kreatif hingga akhirnya konten tersebut diluncurkan ke seluruh dunia," ujarnya saat ditemui KONTAN, Kamis (1/8).

Apalagi dengan karakteristik di Indonesia yang tidak semua daerah bisa dijangkau oleh layar bioskop. Maka layanannya ini bisa mendukung konten tersebut menemukan penonton di berbagai daerah maupun penjuru dunia.

"Ekosistem di Indonesia berkembang, langkah membangun layar bioskop itu tidak cukup. Jadi kami lakukan bersama dengan provider agar konten bisa dilihat lebih luas," lanjutnya.

Ia menjelaskan saat ini membuka pintu kerjasama seluas-luasnya bagi para konten kreator dari Indonesia. Tawaran konsep dan ide menarik untuk produksi Netflix Original, maupun membeli lisensi film-film berkualitas agar bisa lebih banyak menemukan penonton di belahan bumi lainnya.

Baca Juga: Netflix meluncurkan paket mobil di India, bagaimana dengan Indonesia?

Namun tidak serta merta konten lokal pasti dibeli, Erica mempertimbangkan beberapa faktor yakni konsep genre dengan sisi komersialnya, ide unik dan visioner yang disukai penonton seluruh dunia maupun rasa lokal yang bisa diterima secara universal.

"Kami berusaha membuka kesempatan supaya lebih banyak konten masuk dari Asia Tenggara," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini