Ini Upaya Pemerintah Tangani Kekeringan di Papua Tengah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah bakal membangun gudang logistik yang akan meng-cover tiga distrik di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. 

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, gudang logistik akan dibangun di Agandugume. 

"Tadi sudah mendapatkan persetujuan dr Bapak Presiden, nanti kita akan membangun gudang logistik di lembah Agandugume untuk meng-cover 3 distrik yang ada di sana. Di lembah itu ada 3 distrik," kata Muhadjir di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (8/9).


Baca Juga: Hadapi Puncak El Nino, Ini Instruksi Mendagri Bagi Kepala Daerah

Kapan pastinya pembangunan gudang logistik Muhadjir tidak menyampaikan detail. Namun ia mengatakan, secara prinsip Presiden sudah menyetujui. Sehingga nantinya akan diadakan rapat tingkat menteri (RTM). 

"Setelah itu bila perlu akan kita adakan ratas karena juga melibatkan unsur yang lain, ada unsur keamanan, ada PUPR, Kemendagri tentu saja dan juga ada kementerian pertanian, jadi nanti akan kita tindak lanjuti," lanjutnya. 

Di gudang logistik tersebut juga akan ditempatkan tenaga keamanan permanen. Hal tersebut lantaran belum ada tenaga keamanan permanen di lokasi yang akan dibangun gudang logistik tersebut.

Ia juga menyampaikan kepada presiden bahwa masalah kekeringan di Kabupaten Puncak sudah teratasi. Di mana, untuk suplai logistik di daerah yang terdampak kekeringan di Provinsi Papua Tengah sudah berjalan lancar. 

"Sudah bisa landing di lembah Agandugume yang kemarin belum dimungkinkan sekarang sudah mulai bisa landing di sana walaupun belum maksimal tetapi insyaAllah sudah teratasi," kata Muhadjir. 

Baca Juga: Ini Sederet Langkah Pemerintah Menangkal Dampak El-Nino terhadap Sektor Pangan

Pemerintah akan menyuplai logistik ke wilayah terdampak dalam tiga bulan ke depan. Sehingga pemerintah mengharapkan tahun depan paling tidak sebelum ada solusi yang lebih strategis sudah dapat didrop logistik ke gudang tersebut.

Pasalnya, Muhadjir mengatakan masalah kekeringan di musim kemarau rutin terjadi setiap tahun. Terlebih, cuaca di Kabupaten Puncak dalam waktu-waktu tertentu mengalami hujan es dan embun salju.

"Sehingga sudah akan kita drop logistik itu kira-kira bulan Maret, April sehingga pada waktu terjadi krisis itu sudah tersedia bahan pangan ya itu. Karena memang itu sudah rutin itu tiap tahun terjadi yaitu kalau Mei nanti ada hujan es, kemudian akan diikuti dengan embun salju," jelas Muhadjir.

Ia menjelaskan, iklim yang terjadi di sana membuat tumbuh bakteri, yang kemudian bakteri tersebut menyerang tanaman umbi-umbian yang menjadi makanan pokok di sana. 

"Yang akibatnya busuk, kalau nanti dipaksa dimakan itu jadi diare. Jadi kita nanti akan kalau kondisi sudah kondusif akan kita upayakan penanganan yang lebih komprehensif, dari sisi kesehatan, dari sisi pendidikan," kata Muhadjir.

Baca Juga: El Nino, BMKG Sebut 7 Wilayah Ini Terancam Kekeringan Ekstrem

Pihaknya sudah meminta beberapa perguruan tinggi termasuk yang di Papua, dan IPB untuk mencari varietas umbi-umbian yang tahan dengan cuaca di sana. Upaya tersebut menjadi salah satu langkah penanganan permanen. Ia melanjutkan, di tiga distrik tersebut ada sekitar 10.000 kepala keluarga (KK). 

Sebagai informasi, akibat gagal tersebut masyarakat kesulitan mendapatkan bahan makanan yang layak, sehingga terdapat 6 warga meninggal, di antaranya 3 orang dari distrik Lambewi dan 3 orang dari distrik Agandugume.  

Bencana kekeringan dipicu oleh musim kemarau berkepanjangan mulai bulan Juni 2023. Hal tersebut menyebabkan kekeringan dan fenomena cuaca ekstrem membeku yang mengakibatkan gagal panen, kekurangan bahan makanan, kekurangan air bersih, hingga sakit seperti diare.

Menyikapi hal tersebut pemerintah sudah mengirimkan bantuan yang dilakukan secara bertahap melalui udara dengan lokasi dropping di bandara Simak dan bandara Agandugume.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .