KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertamina Patra Niaga bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melihat peluang mendorong penggunaan campuran bahan bakar nabati atau biofuel, salah satunya Biodiesel, untuk menurunkan emisi gas dari Bahan Bakar Minyak (BBM). Pasalnya, mayoritas kendaraan saat ini memang masih menggunakan BBM atau energi fosil. Selama kurun waktu 7 tahun terakhir, tingkat pencampuran Biodiesel terus ditingkatkan, sejak Februari 2023 baurannya ditetapkan sebesar 35% atau B35. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan implementasi Biodiesel sangat berdampak positif. Pada tahun 2022, penyaluran 10.5 juta Kilo Liter (KL) B30 atau bauran nabati sebesar 30% berdampak positif terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca sekitar 27,8 juta ton CO2.
Ini Upaya Pertamina Patra Niaga Turunkan Emisi Gas dari BBM
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertamina Patra Niaga bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melihat peluang mendorong penggunaan campuran bahan bakar nabati atau biofuel, salah satunya Biodiesel, untuk menurunkan emisi gas dari Bahan Bakar Minyak (BBM). Pasalnya, mayoritas kendaraan saat ini memang masih menggunakan BBM atau energi fosil. Selama kurun waktu 7 tahun terakhir, tingkat pencampuran Biodiesel terus ditingkatkan, sejak Februari 2023 baurannya ditetapkan sebesar 35% atau B35. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan implementasi Biodiesel sangat berdampak positif. Pada tahun 2022, penyaluran 10.5 juta Kilo Liter (KL) B30 atau bauran nabati sebesar 30% berdampak positif terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca sekitar 27,8 juta ton CO2.