Ini Upaya SKK Migas dan KKKS Tingkatkan Produksi Migas Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) telah menyelenggarakan CEO Forum ke-8 untuk mengevaluasi kinerja industri hulu minyak dan gas bumi (migas) selama Semester I tahun 2024 serta membahas rencana strategis jangka panjang sektor ini.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menjelaskan bahwa forum ini menjadi ajang diskusi intensif dan transparansi antara SKK Migas dan KKKS dengan tujuan memperkuat kolaborasi guna mencapai target nasional yang telah ditetapkan.

“Kami juga memberikan kesempatan kepada pimpinan KKKS untuk memberikan masukan, apresiasi, ataupun meminta bantuan kepada SKK Migas mengenai permasalahan yang tengah dihadapi KKKS”, kata Dwi dalam keterangan resmi, Senin (5/8). 


Dwi menekankan pentingnya kerja sama yang erat antara pemerintah dan KKKS untuk mencapai target nasional, terutama yang berkaitan dengan produksi dan lifting migas. 

Baca Juga: SKK Migas Perkuat Integritas untuk Capai Target Produksi Minyak 1 Juta Barel

Ia mengakui bahwa Indonesia saat ini menghadapi tantangan signifikan dalam upaya mencapai target produksi minyak dan gas bumi.

"Dari target lifting minyak tahun 2024 sebesar 635.000 barel per hari (BOPD), realisasi saat ini baru mencapai 579.000 BOPD. Sementara itu, untuk gas, dari target sebesar 5.785 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), realisasinya baru mencapai 5.366 MMSCFD. Kekurangan ini perlu segera diatasi," kata Dwi.

Pemerintah menilai kondisi ini sebagai krisis nasional dan menekankan perlunya langkah-langkah agresif untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam produksi dan lifting migas. 

SKK Migas berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan dan mengambil tindakan tegas guna memastikan seluruh program KKKS berjalan sesuai rencana.

"Kami mengingatkan kepada seluruh pimpinan KKKS untuk menjalankan komitmen program kerja yang telah disepakati. 

Hal ini krusial untuk mencapai target akhir tahun lifting minyak sebesar 594.000 BOPD, yang akan menentukan posisi awal kita di tahun 2025 dengan target sekitar 634.000 BOPD," jelas Dwi.

Untuk sektor gas, meskipun lifting gas secara year-to-date berada di angka 5.366 MMSCFD, pada 25 Juli 2024, lifting harian telah mencapai 5.919 MMSCFD, yang berada 2% di atas target lifting dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 5.785 MMSCFD.

"Kami juga fokus pada percepatan tambahan produksi sebesar 174 MMSCFD, khususnya dari KKKS seperti HCML dan Pertamina EP Cepu. 

Selain itu, menjaga stabilitas operasional untuk menghindari unplanned shutdown sangat penting, sehingga kami optimistis dapat mencapai proyeksi lifting gas sebesar 5.544 MMSCFD," tambah Dwi.

Terlepas dari tantangan yang ada, Dwi tetap optimis mengenai prospek industri hulu migas di Indonesia. 

Baca Juga: SKK Migas Terus Tertibkan Sumur Ilegal Karena Merusak Lingkungan dan Hambat Produksi

Optimisme ini didukung oleh penemuan eksplorasi signifikan pada tahun 2023, di mana struktur Geng North dan Layaran berhasil menempatkan Indonesia di puncak daftar penemuan terbesar di Asia Tenggara dari tahun 2020 hingga 2024.

"Kami juga melihat antusiasme yang tinggi dari para investor. Kami memprediksi bahwa mulai tahun ini dan beberapa tahun ke depan, Indonesia akan memimpin investasi di sektor hulu migas di Asia Tenggara, didorong oleh temuan-temuan signifikan dan komitmen pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi," ungkap Dwi.

Dalam forum tersebut, para pimpinan SKK Migas dan KKKS menandatangani berbagai komitmen yang telah disepakati untuk mencapai target produksi migas 2024. 

Komitmen ini meliputi pelaksanaan Work Program and Budget (WP&B) 2024, mitigasi masalah kritis, inisiatif jangka pendek, standar kesehatan, keselamatan, dan lingkungan, optimalisasi shutdown terencana, reaktivasi sumur, akselerasi komersialisasi, perbaikan manajemen aset, serta dukungan dari pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .