Ini Update Harga Kebutuhan Pokok Menurut Pantauan Mendag Zulkifli Hasan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, sejumlah harga bahan pokok masih terbilang tinggi. Hal ini setelah Mendag melakukan tinjauan harga bahan pokok di Pasar Tomang Barat, Tanjung Duren, Jakarta, Kamis (19/8).

Zulhas mengatakan, beberapa harga bahan pokok saat ini sudah stabil. Meski begitu, untuk harga ayam dan telur terjadi anomali. Hal ini karena harga telur melambung cukup tinggi, tetapi harga ayam terbilang rendah.

Lalu, harga beras stabil dan harga minyak goreng sudah menyentuh Rp 14.000 per liter. Bahkan Mendag menyebut, harga minyak goreng curah rata – rata sudah di Rp 12.500 per liter.


Baca Juga: Polemik Penyelewengan Bansos, Ekonom: Perlu Pengawasan dan Peran Aktif Masyarakat

“Harga bahan pokok sudah stabil. Memang telur agak naik sedikit. Kemarin Rp 32.000 per kilogram, minggu lalu Rp 27.000 per kilogram, sekarang naik lagi ke Rp 29.000 per kilogram – Rp 30.000 per kilogram,” kata Zulhas di Pasar Tomang Barat, Jakarta, Kamis (18/8).

Zulhas mengatakan, harga daging ayam saat ini menyentuh Rp 26.000 per ekor. Padahal beberapa waktu lalu daging ayam ras sempat menyentuh Rp52.000 per ekor.

Dia menyebut, dengan harga ayam tersebut, para peternak hanya bisa menjual kisaran Rp 15.000 per ekor sampai Rp16.000 per ekor di kandang. Kemudian, untuk harga pokok penjualan ayam saat ini berada Rp 19.000 per ekor.

“Jadi rugi itu peternak ayam. Makanya ayam kalau murah, saya nggak suka. Ayam nanti impor ibunya ayam kita kurangi, karena kita kemarin over supply,” jelas Zulhas.

Selain itu, lanjut Zulhas, upaya yang akan dilakukan adalah dengan memusnahkan beberapa telur yang akan menetas sebagai upaya pengendalian harga ayam. Hal ini agar ketersediaan ayam tidak lebih banyak dibandingkan kebutuhan pasar.

Lebih lanjut Zulhas mengakui harga terigu saat ini memang terjadi kenaikan sedikit. Meski begitu Zulhas meyakini dalam kurun waktu beberapa bulan ke depan akan terjadi penurunan harga.

“Tapi mudah-mudahan September atau Oktober itu turun,” ucap Zulhas.

Baca Juga: Realisasi Perlindungan Sosial Terserap Rp 217,3 Triliun Hingga Juli 2022

Terkait pendapat Menteri Pertanian yang menyebut harga mi instan akan naik tiga kali lipat, Zulhas menegaskan hal itu tidak akan terjadi. Ia menilai, pandangan Menteri Pertanian tersebut hanya untuk menyemangati bangsa untuk mencari pangan alternatif.

“Itu kan menteri pertanian memberi semangat agar kita jangan terigu terus, kan kita punya ketela, singkong, sagu, kita punya porang, coba kita kembangkan sendiri,” kata Zulhas.

Plt Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting (Bapokting) Kemendag Isy Karim menambahkan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab kenaikan harga telur. Isy menyebut, masih sedang berkoordinasi dengan para peternak dan pelaku unggas lainnya. Ia menduga naiknya harga telur karena naiknya permintaan.

“Karena permintaan, tapi sepertinya ngga lama, kami sudah berkomunikasi, harga telur tinggi ini ngga lama. Mudah-mudahan sebentar lagi normal,” ucap Isy.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .