Ini yang akan terjadi di pasar saham kalau BI menaikkan suku bunga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun dalam dua hari berturut-turut. Rupiah sempat melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) meski akhirnya hari ini menguat di pasar spot. Rapat dewan gubernur (RDG) BI diharapkan bisa memberikan solusi terhadap hal-hal ini.

Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Sekuritas mengatakan bahwa sentimen yang berasal dari krisis Turki ini menyeret rupiah ke level koreksi lantaran adanya permintaan yang cukup tinggi terhadap dollar AS. Selain itu current accound deficit (CAD) juga menjadi salah satu sentimen yang membayangi indeks.

Dua skenario paling tidak akan terjadi pada rapat RDG yang akan datang. Jika RDG memutuskan untuk menaikkan suku bunga, maka hal ini menjadi katalis positif bagi rupiah. Namun pemerintah juga mesti menjaga pengendalian impor.


"Dengan skenario kenaikan suku bunga, dalam jangka pendek akan ada aliran capital inflow, tapi secara jangka panjang perlu konsistensi pemerintah dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Selasa (14/8).

Sementara itu, jika akhirnya BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga, maka pasar akan sangat tergantung pada sentimen eksternal yakni krisis di Turki. Menurut Nafan, jika Turki menaikkan suku bunga, maka hal ini akan punya pengaruh positif pula ke pasar.

Dengan adanya sentimen-sentimen ini, Nafan mengatakan bahwa saat ini, dia merevisi terhadap target IHSG menjadi 6.077 dalam tiga bulan ke depan. Dia memperkirakan, IHSG bisa tutup di 6.117 pada akhir tahun. Hari ini, indeks turun 1,56% ke 5.769,87.

Nafan mengatakan bahwa sebaiknya investor bisa memperhatikan saham-saham dengan price to earning ratio (PER) yang cukup murah. Beberapa saham pilihan Nafan adalah WSKT, PWON, dan juga WEGE.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati