Ini yang dilakukan BTN guna memperkuat keamanan transaksi e-channel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  PT Bank Tabungan Negara Tbk mengaku masih terus melakukan inisiatif–inisiatif pencegahan kejahatan perbankan terkait dengan transaksi e-channel. Tahun ini, bank pelat merah ini telah mengalokasikan sekitar 30%-40% dari anggaran belanja modal untuk penguatan security.

“Untuk sistem keamanan e-channel,  tentunya secara teknologi kami sudah menerapkan model best practices, misalkan adanya firewall, adanya metode two factor authentification, dan lain-lain,” kata Direktur Teknologi Informasi BTN Andi Nirwanto pada Kontan.co.id, Kamis (26/9).

Baca Juga: Sah, BRI gelontorkan Rp 1,04 triliun untuk mengakuisisi BRINS


Seperti diketahui,  kasus-kasus pembobolan rekening nasabah masih kerap terjadi belakangan. Padahal perbankan mengaku terus melakukan penguatan sistem dan rajin melakukan edukasi kepada nasabah terkait kejahatan perbankan.

Menurut Andi, kejadian skimming yang terjadi belakang kemungkinan terjadi karena adanya kartu debit yang belum migrasi ke chip atau  para fraudster baru melakukan kejahatan dari pencurian data yang sudah lama dilakukan.

Sementara BTN, kata dia, sudah melakukan inisiatif pencegahan kasus skimming ATM  baik secara teknologi , proses, maupun dari sisi nasabahnya. Secara teknologi dilakukan misalkan dengan melakukan proses migrasi kartu ke debit chip dimana implementasinya sudah 75% hingga saat ini.

BTN juga memperhatikan dari sisi proses. Perseroan terus meningkatkan keamanan saat akses ke fisik atau booth ATM, melakukan monitoring dan kontrol secara rutin oleh petugas, serta menempatkan mesin ATM pada lokasi yang lebih terkontrol.

Baca Juga: Bank Mandiri (BMRI) sebut belum melihat urgensi untuk terbitkan commercial paper

Dari sisi nasabah, BTN terus melakukan edukasi terkait dengan penggantian PIN kartu ATM, waspada terhadap benda-benda yang mencurigakan di booth ATM, dan lain-lain.

Untuk transaksi berbasis QR Code di BTN yang dilakukan lewat platform LinkAja, Andi bilang, BTN juga akan memperkuat pengamanan pada saat top up. Sedangkan penguatan sistem front end akan ada di Finarya selaku pengelola LinkAja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi