KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Warren Buffett, salah satu investor legendaris dunia, secara rutin melaporkan aktivitas perdagangan saham melalui pengajuan 13F di Amerika Serikat, sesuai dengan kepemilikan Berkshire Hathaway (NYSE.B). Namun, jika transaksi saham melibatkan kepemilikan 10% atau lebih dari suatu perusahaan, Buffett harus melaporkan aktivitas tersebut lebih cepat, memungkinkan kita untuk mengetahui langkah investasinya secara real-time.
Penjualan Saham Apple dan Bank of America
Dalam beberapa pekan terakhir, Berkshire Hathaway melaporkan penjualan saham di dua perusahaan besar: Apple dan Bank of America. Mengingat kedua perusahaan ini memiliki porsi besar dalam portofolio Berkshire, pelaporan transaksi ini dilakukan segera.
Apple merupakan pilar terbesar dalam portofolio Berkshire Hathaway, menyumbang sekitar 40% dari total aset perusahaan. Namun, pengajuan terbaru menunjukkan bahwa Buffett telah menjual sekitar 390 juta saham Apple, yang setara dengan hampir setengah dari kepemilikannya di perusahaan teknologi raksasa tersebut. Sementara itu, di Bank of America, Buffett juga menjual hampir 53 juta saham pada dua minggu terakhir bulan Juli. Meski penjualan ini hanya mewakili sekitar 5% dari kepemilikannya, langkah ini tetap signifikan mengingat Bank of America adalah kepemilikan terbesar kedua setelah Apple dalam portofolio Berkshire.
Baca Juga: Pesulap Terkenal Ini Bagikan Trik Gandakan Portofolionya Hingga 276% Posisi Kas yang Kuat
Penjualan saham ini dilakukan tepat sebelum pasar saham global mengalami penurunan tajam. Meski terlalu dini untuk mengatakan apakah pasar telah mencapai titik terendah, Buffett tampaknya senang telah mengurangi eksposurnya sebelum kerugian lebih lanjut terjadi. Berkshire Hathaway saat ini duduk di atas tumpukan kas yang mengesankan, yaitu sekitar US$277 miliar, sebagian besar berasal dari penjualan saham. Posisi kas yang besar ini memberikan Buffett dan tim manajemennya fleksibilitas untuk memanfaatkan peluang membeli saham yang undervalued jika pasar terus mengalami penurunan. Langkah ini juga membantu mengurangi dampak negatif pada harga saham Berkshire Hathaway itu sendiri. Investor yang menyadari langkah Buffett mungkin menganggap Berkshire sebagai opsi defensif, mengingat pengurangan eksposur ini mengurangi potensi kerugian portofolio dalam kondisi pasar yang menurun.
Strategi Masa Depan: Memburu Saham Murah
Kedepannya, Buffett diperkirakan akan terus mencari saham-saham dengan valuasi rendah. Dengan modal besar yang tersedia, dia memiliki kapasitas untuk membeli saham dalam jumlah besar ketika valuasi saham tertentu mulai terlihat menarik.
Baca Juga: Value Investor Ini Rekomendasikan 4 Saham yang Kurang Diperhatikan Tapi Layak Dibeli Jika strategi jangka panjang Buffett berhasil, keuntungan tersebut akan memperkuat posisi keuangan Berkshire Hathaway, yang pada gilirannya mendukung performa harga saham perusahaan. Dalam setahun terakhir, saham Berkshire Hathaway telah mengalami kenaikan sekitar 18%, memperlihatkan kekuatan dan daya tahan perusahaan meskipun kondisi pasar global bergejolak.
Risiko dan Pantauan ke Depan
Meski demikian, risiko tetap ada. Jika pasar mengalami koreksi tajam atau bahkan crash total, portofolio investasi Berkshire Hathaway, meskipun sudah direduksi, tetap akan terkena dampak signifikan. Hal ini bisa memicu kekhawatiran di kalangan investor dan menyebabkan mereka menjual saham Berkshire untuk mengalihkan aset ke bentuk kas. Meskipun tidak disarankan untuk sekadar meniru semua langkah yang diambil Buffett, memantau aktivitasnya memberikan wawasan berharga tentang langkah-langkah salah satu pemain paling cerdas di dunia investasi.
Editor: Handoyo .