KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang bersamaan dengan pengetatan moneter global telah menjadi tantangan terbesar bagi negara-negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia. Raksasa ekonomi dunia, AS dan China dengan masing-masing memiliki 23,3% dan 16,1% porsi dari GDP dunia, tentunya dapat berdampak serius bagi banyak negara. Mengutip hasil riset Tim Ekonom Mandiri dengan judul 'Improving Trade Balance under the US China Cross Fires', Rabu (31/10) menyebutkan mungkin bakal lebih berdampak bagi Indonesia, karena AS dan China merupakan pasar ekspor terbesar Indonesia, yang masing-masing menyumbang 11,20% dan 13,9% pada tahun 2017.
Ini yang harus dilakukan Indonesia di tengah perang dagang versi tim ekonomi Mandiri
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang bersamaan dengan pengetatan moneter global telah menjadi tantangan terbesar bagi negara-negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia. Raksasa ekonomi dunia, AS dan China dengan masing-masing memiliki 23,3% dan 16,1% porsi dari GDP dunia, tentunya dapat berdampak serius bagi banyak negara. Mengutip hasil riset Tim Ekonom Mandiri dengan judul 'Improving Trade Balance under the US China Cross Fires', Rabu (31/10) menyebutkan mungkin bakal lebih berdampak bagi Indonesia, karena AS dan China merupakan pasar ekspor terbesar Indonesia, yang masing-masing menyumbang 11,20% dan 13,9% pada tahun 2017.