KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus Covid 19 sudah makin meluas. Bahkan mungkin beberapa saudara atau kerabat kita terserang virus ini. Umumnya pasien yang terinfeksi Covid 19 akan menunjukkan gejala seperti demam sampai sesak napas. Tetapi banyak juga pasien Covid 19 yang justru tidak menunjukkan gejala alias tanpa tanpa gejala. Biasanya orang yang menderita hal ini disebut dengan orang tanpa gejala (OTG). Meski tanpa gejala, dr Adam Prabata, PhD Candidate Medical Science Kobe University menjelaskan, tindakan isolasi harus tetap dilakukan.
Baca Juga: Lima penyakit mematikan bagi pasien Covid-19, dari ginjal sampai diabetes Keluarga atau penderita diminta untuk melakukan isolasi mandiri dengan menempatkan pasien di ruang sendiri dengan ventilasi baik. Selain itu, dr Adam menyarankan, untuk minimalisir berbagi ruangan dengan pasien. "Pastikan ruangan bersama berventilasi baik," saran Adam. Ketiga, pasien alias OTG diminta untuk membatasi pergerakan. Terakhir, pasien OTG harus tidur beda kamar atau beda tempat tidur jarak 1 meter. Beberapa hal tersebut menurut dr Adam perlu dilakukan karena pasien Covid 19 tanpa gejala memiliki risiko menularkan ke orang sehat. "Pasien tanpa gejala juga memiliki kultur virus positif yang menandakan paisen dapat menularkan Covid-19," terang dia. Dan apalagi dalam beberapa hari terakhir OTG melakukan kontak erat dengan orang-orang maka sebaiknya segera kabari mereka. Sebab orang yang berkontak erat dengan OTG akan berisiko tinggi tertular Covid 19 dari pasien. "Definisi kontak erat dengan orang tanpa gejala (OTG) adalah kontak dalam jarak kurang lebih 6 kaki alias 1,8 meter dalam waktu minimal 15 menit dalam waktu 24 jam," terang dr Adam. Dimana waktu terhitung berkontak erat dengan orang tanpa gejala (OTG) adalah dalam dua hari sebelum swab PCR yang menunjukkan hasil positif.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 gratis, ini biayanya jika harga Sinovac Rp 211.282 per dosis Jika sudah melakukan isolasi mandiri, pasien Covid 19 tanpa gejala alias OTG harus tetap mengabari fasilitas kesehatan terdekat. "Meskipun tidak bergejala, pasien Covid 19 yang melakukan isolasi mandiri tetap perlu dipantau oleh fasilitas kesehatan terdekat," jelas dr Adam. dr Adam mengatakan, memberi tahu fasilitas kesehatan terdekat penting dilakukan karena keluarga bisa mendapatkan edukasi isolasi mandiri dari fasilitas kesehatan. Hal ini juga sekaligus menjadi tracing dari layanan kesehatan. OTG juga akan diedukasi kapan waktu swab PCR ulang atau kontrol ke fasilitas kesehatan. Pasien juga akan mendapatkan obat atau vitamin yang perlu dikonsumsi selama menjalani isolasi mandiri. dr Adam juga bilang, bisa jadi orang tanpa gejala (OTG) bukan tidak bergejala (asimptomatik) tapi belum bergejala alias presimptomatik. Karena itu, penting sekali bagi pasien untuk aktif menghubungi hotline Covid 19 (119 ext 9) atau fasilitas kesehatan terdekat bila tidak mengalami keluhan dan sakit ringan. "Tapi jika ada keluhan dan merasa sakit sedang seperti sesak napas dan sangat lemas maka sebaiknya segera hubungi RS/Ambulans dan segera ke IGD," saran dr Adam.
Baca Juga: Seruan lockdown muncul di Italia ketika jumlah kematian akibat Covid-19 meningkat Nah kapan waktu isolasi mandiri boleh selesai? Menurut dr Adam adalah minimal 10 hari pasca swab PCR pertama dengan hasil positif Covid 19. Ini dengan syarat benar-benar tanpa gejala. Jika menggunakan PCR adalah dua kali hasil PCR negatif berturut-turut dengan jeda minimal 24 jam. "Jangan lupa memberi tahu kepada dokter atau fasilitas kesehatan terdekatkalau sudah selesai isolasi mandiri," jelas dr Adam. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana