Ini yang jadi prioritas Dirut Pertamina baru Nicke Widyawati



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati resmi ditetapkan sebagai Dirut Pertamina definitif. Penetapan itu diambil berdasarkan keputusan Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Rabu (29/8) pagi.

Selain pengangkatan dirut definitif, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno mengungkapkan, keputusan RUPS itu juga menyangkut dengan pengalihan jabatan dan pemberhentian Direksi Pertamina.

Fajar bilang, ada tiga poin yang ditegaskan dalam RUPS tersebut. "Pertama Ibu Nicke ditetapkan sebagai Dirut Pertamina. Kedua, yang menggantikan beliau sebagai Direktur SDM adalah Pak Kushartanto. Lalu pemberhentian dengan hormat Pak Syamsu Alam dari Direktur Hulu, dan digantikan oleh Pak Dharmawan Samsu," ujar Fajar di Kantor Kementerian BUMN.


Sebagai informasi, Kushartanto Koesworanto sebelumnya menjabat sebagai Direktur SDM Jasa Marga. Sedangkan Dharmawan Samsu sebelumnya merupakan Head of Country BP Indonesia. "Ya, berlaku efektif mulai hari ini," tegas Fajar.

Fajar menerangkan, penetapan Dirut Pertamina berdasarkan keputusan Presiden. Meski tidak menyebut secara detail, namun Fajar bilang, calon dirut yang terseleksi berasal dari dalam dan luar Pertamina.

"Itu terlebih dulu memenuhi assessment dari Kementerian BUMN, pertimbangan track record, dan evaluasi kerja," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Nicke menyebut, dirinya ingin memaksimalkan peran Pertamina dalam pemenuhan kemandirian energi nasional. Ia menyebut, peningkatan produksi di hulu dan investasi menjadi tantangan utama yang harus dihadapi.

"Ya, untuk meningkatkan produksi di hulu, kapasitas di kilang dan kualitas dan kompetitif di hilir perlu investasi" ujarnya.

Nicke pun bilang, dia juga akan fokus pada pengurangan impor, implimentasi B20 dan percepatan pembangunan kilang

"Balikpapan kita prioritaskan, karena sudah siap. Itu target untuk tahun ini. Kita sudah ketinggalan terlalu lama untuk pembangunan kilang," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto