Ini yang membuat investor asing masih terus melanjutkan tren net buy



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi net buy investor asing masih terpantau berlanjut. Pada perdagangan Rabu (16/1), asing masih mencatat pembelian bersih sebesar Rp 1,43 triliun. Maka secara year to date asing tercatat telah melakukan pembelian bersih all market sebesar Rp 7,89 triliun.

Berdasarkan data RTI perdagangan hari ini, yang termasuk lima besar saham pilihan asing secara year to date meliputi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 1,1 triliun, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 988,5 miliar, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 817,1 miliar, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar Rp 720,2 miliar, dan PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp 580,3 miliar.

"Harga yang sudah terkoreksi banyak namun dengan kinerja yang solid, lalu secara valuasi saham-saham tersebut menjadi murah sehingga menjadi daya tarik investor asing untuk masuk," kata Mino, Analis Indo Premier Sekuritas, Rabu (16/1).


Sehingga hal ini dapat juga dimanfaatkan oleh investor domestik untuk mengikuti langkah asing terhdap saham-saham tersebut. Hanya saja, yang perlu diperhatikan adalah sentimen yang berkembang di pasar, karena asing biasanya masuk dengan alasan yang rasional. "Begitu juga pas keluar," imbuhnya.

Setali tiga uang, analis Panin Sekuritas Wiliam Hartanto mengatakan jika alasan yang paling memungkinkan asing melakukan net buy karena adanya peluang buyback setelah harga terdiskon selama 2018 dan valuasi murah. Mengingat selama asing beli saham, maka kenaikannya juga akan relatif lebih cepat, sehingga hal ini dapat dimanfaatkan oleh investor lokal untuk ambil bagian.

Namun kesiapan investor lokal perlu ada, di kala kemungkinan asing keluar. William bilang, mempersiapkan strategi trading secara teknikal, dengan menggunakan indikator moving average 5 dan 20 untuk menjadi entry level masing-masing saham. Itu indikator dengan menggunakan harga rata-rata 5 hari dan 20 hari.

Menurtunya bukan masalah bila investor asing keluar. Tapi selama harga di atas kedua indikator ini, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. "Selama harga saham berada di atas kedua indikator ini, maka secara teknikal dikatakan strong uptrend," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi