Ini yang menyebabkan dollar keok dari poundsterling



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu penutupan layanan pemerintah Amerika Serikat (AS) atau populer dengan sebutan shutdown membuat mata uang dollar melempem dibanding mata uang negara lain. Termasuk melemah dari poundsterling.

Mengutip dari Bloomberg, pasangan mata uang GBP/USD, Jumat (4/1), berada di level 1,2723 atau menguat 0,75%.

Analis Global Kapital Investama, Alwi Assegaf mengatakan dollar dalam sebulan terakhir memang rentan melemah. Hal ini karena isu shutdown dan membuat dollar melemah akan mata uang lain.


"Setelah diberi ekspektasi mengenai kenaikan suku bunga oleh The Fed, kini isu shutdown. Dollar pun menurun 1% dan pelemahan dollar dimanfaatkan, termasuk GBP," ujar Alwi kepada Kontan.co.id, akhir pekan lalu.

Tak hanya isu shutdown, mata uang dollar juga tertekan oleh data manufaktur yang memperkuat perlambatan ekonomi Amerika Serikat. Dari indeks manufaktur tercatat turun dari 54,1 bulan Desember 2018 dari November 2018 sebesar 59,3.

Meski melemah, Alwi menilai bahwa mata uang poundsterling juga tidak memiliki fundamental yang kuat.

"Kalau sebetulnya outlook poundsterling tidak sekuat yang dipikirkan. Karena penyelesaian Brexit sampai akhir tahun 2018. Apalagi pasar masih menunggu, kalaupun tidak sepakat mata uang poundsterling akan lemah," jelasnya.

Alwi pun merekomendasikan Senin pasangan mata uang GBP/USD berkisar di level support 1,2570-1,2434-1,2359. Sementara level resistance 1,2784-1,2842-1,2921.

Secara teknikalnya dilihat pada pola hammer mengindikasi reversal. Pasangan mata uang GBP/USD berada di bawah garis MA 50 dan diatas MA 10 yang mengindikasikan tren jangka menengah.

Sementara indikator RSI berada di area negative 48. Lalu indikator MACD menunjukkan sinyal negatif meskipun sudah menunjukkan arah naik, karena histogram di bawah nol. Ia merekomendasi sell on strength karena ada potensi rebound tapi terbatas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi