Inilah 10 pemain asuransi jiwa dengan aset paling tambun di 2017



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis asuransi jiwa konvensional masih tumbuh subur di tahun lalu. Dari 59 perusahaan asuransi jiwa, ada 10 pemain yang memiliki aset paling gemuk.

Berdasarkan laporan keuangan pemain asuransi jiwa per 2017 lalu, PT Prudential Life Assurance masih menjadi pelaku usaha dengan aset terbesar di Indonesia. Per akhir 2017, perusahaan joint venture ini memiliki aset sebanyak Rp 71,7 triliun.

Sementara pada 2016, aset bisnis konvensional perseroan tercatat sebanyak Rp 60,7 triliun. Artinya secara tahunan ada kenaikan 18,1%.


Di posisi berikutnya ada perusahaan asuransi jiwa pelat merah, PT Asuransi Jiwasraya yang di tahun lalu memiliki aset sebesar Rp 45,68 triliun. Sedangkan di tahun sebelumnya, aset perseroan tercatat sebanyak Rp 38,6 triliun.

Terpaut tipis di belakang Jiwasraya adalah PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia yang memiliki aset sebesar Rp 45,63 triliun. Jumlah ini meningkat 13,7% dari tahun 2016.

Berikutnya ada PT AIA Financial yang membukukan aset sebesar Rp 44,9 triliun di 2017 alias naik 25,7%. Diikuti oleh PT Asuransi Allianz Life Indonesia yang asetnya tumbuh 13,6% menjadi Rp 33,3 triliun per akhir 2017.

PT Axa Mandiri Financial Services berada di posisi keenam dengan aset sebanyak Rp 29,9 triliun. Lalu ada PT Indolife Pensiontama yang punya aset sebesar Rp 26,3 triliun.

Sementara urutan berikutnya diisi oleh PT Asuransi Simas Jiwa dan PT Asuransi Jiwa Sequis Life yang masing-masing memiliki aset sebanyak Rp 24,8 triliun dan Rp 18,7 triliun. Posisi 10 besar ditutup oleh PT BNI Life Assurance yang asetnya mencapai Rp 15,7 triliun.

Sebelumnya, Presiden Direktur Prudential Jens Reisch menyebut pihaknya mencatatkan capaian positif di tahun lalu dengan mengantongi total pendapatan premi sebesar Rp 26,8 triliun. Jumlah ini merupakan yang tertinggi di Indonesia. 

"Kami melihat kuatnya permintaan nasabah akan produk perlindungan jiwa, khususnya perlindungan kesehatan dan penyakit kritis," kata Jens beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi