JAKARTA. PT Bahana Sekuritas memprediksi, indeks akan terus melesat dan bisa menorehkan rekor barunya. Menurut Bahana, ada beberapa hal yang bisa menyokong kenaikan indeks. Pertama, kunjungan Presiden Joko Widodo pascalibur Lebaran yang berhasil mengerek indeks menembus level psikologis 5.900. Kedua, bulan lalu perusahaan pemeringkat internasional Standard & Poor's mengerek rating Indonesia ke level
investment grade. Ketiga, langkah Moody's meningkatkan outlook peringkat utang Indonesia dari stabil menjadi positif. "Adanya sejumlah faktor tersebut, bisa mendongkrak posisi indeks ke level 6.300," terang Kepala Strategis dan Riset Bahana Sekuritas Harry Su dalam riset yang diterima Kontan, Rabu (5/7).
Dalam kunjungannya ke bursa saham, Presiden Jokowi juga mendorong perusahaan Indonesia yang sudah mengembangkan sayap ke bursa luar negeri untuk mencatatkan diri di bursa saham dalam negeri. Di saat yang sama, presiden Jokowi yang didampingi oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia juga menekankan beberapa hal positif yang mendorong optimisme pasar. Bank Indonesia menilai pertumbuhan ekonomi pada kuartal dua tahun ini bakal lebih baik dibanding pencapaian kuartal pertama yang tumbuh 5,01% meskipun belanja pemerintah diperkirakan belum optimal karena adanya libur Lebaran dan konsumsi masyarakat yang dipengaruhi oleh biaya keperluan anak sekolah pada bulan Juli ini. Pemerintah pun merevisi target pertumbuhan gross domestik produk (GDP) menjadi 5,2% dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,1% sepanjang 2017. Sementara itu, Bahana Sekuritas masih meyakini GDP akan tumbuh 5,3% pada tahun ini, didukung oleh konsumsi masyarakat, investasi, ekspor, dan meningkat nya belanja pemerintah pada kuartal III dan IV. Sementara itu, angka inflasi setiap tahunnya terus mengalami penurunan. Pada tahun ini, bank sentral memperkirakan inflasi maksimal berada di level 5%, sedangkan tahun depan ditargetkan inflasi akan berada pada kisaran 2,5% - 4,5%. Adapun inflasi bulan lalu naik karena faktor musim Lebaran menjadi 4,37% secara tahunan terutama karena naiknya ongkos transportasi dan harga pakaian saat Idul Fitri. "Kami menilai, dengan perbaikan infrastruktur dan didukung oleh program pemerintah mengendalikan harga bahan makanan, akan mampu menjaga stabilitas inflasi yang diperkiraan sepanjang 2017 akan berada pada kisaran 4,4%," jelas Bahana. Sejalan dengan perbaikan ekonomi dan telah berakhirnya kegaduhan politik, arus modal asing terus mengalir ke pasar keuangan Indonesia, hal ini tercermin pada peningkatan cadangan devisa yang masih berlanjut sejak awal tahun hingga akhir Mei yang lalu telah mencapai US$ 124,95 miliar dari posisi Januari sebesar US$ 116,85 miliar. Saham unggulan Dengan berbagai data pendukung yang positif ini, sekuritas pelat merah ini merekomendasikan beli untuk 10 saham unggulan. Apa saja? Berikut adalah 10 saham unggulan pilihan Bahana Sekuritas:
Astra Internasional (ASII) dengan target harga Rp 10.000, Bank Mandiri dengan target harga Rp 15.000, Bank Negara Indonesia (BBNI) dengan target harga Rp 8.000, Semen Indonesia (SMGR) dengan target harga Rp 11.600, Bank CIMB Niaga (BNGA) dengan target harga Rp 1,500, Ciputra Development (CTRA) dengan target harga Rp 1.800, Mitra Adiperkasa (MAPI), dengan target harga Rp 8.300. "Saham Jasa Marga dan Summarecon Agung kami keluarkan dari daftar 10 saham unggulan karena harga JSMR telah melampaui target harga yang kami perkiraankan sebelumnya. Sedangkan untuk sektor properti, kami mengeluarkan Summarecon karena kondisi persaingan dari pemain China," jelasnya. Sebagai penggantinya, Bahana memasukkan saham yang sudah terkoreksi cukup dalam Surya Citra Media (SCMA) dengan target harga Rp 3.350 dan Ramayana Lestari Sentosa (RALS) dengan target harga Rp 1.440 per lembar saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie