KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pada Senin (13/11/2023), harga emas dunia melorot mendekati level terendah dalam tiga pekan terakhir. Data yang dihimpun Reuters menunjukkan, harga emas di pasar spot turun 0,1% ke level US$ 1.934,53 per troy ounce pada pukul 0447 GMT. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,1% menjadi US$ 1.939 per troy ounce.
Mengingatkan saja, pada pekan lalu, harga emas dunia turun 2,8%. Kondisi itu menjadikan minggu lalu merupakan pekan terburuk bagi emas dalam sebulan terakhir. Lantas, faktor apa saja yang menyebabkan penurunan harga emas pada hari ini? Menurut Nicholas Frappell, global head of institutional markets ABC Refinery, pasar emas bergerak sideways menanti data Consumer Price Index (CPI) alias inflasi. "Investor sepertinya agak fokus pada apakah data inflasi akan mendorong The Fed mempertahankan atau menaikkan suku bunga acuan," jelasnya. Informasi saja, data inflasi AS dijadwalkan bakal dirilis pada Selasa (14/11/2023). Baca Juga: 3 Aset yang Direkomendasikan Robert Kiyosaki Saat Perang Meletus Hasil polling Reuters menunjukkan, tingkat inflasi inti berbasis bulanan diprediksi naik 0,3% pada Oktober. Adapun tingkat inflasi berbasis tahunan diramal naik 4,1%. Adapun faktor kedua penurunan harga emas adalah, dolar AS menguat 0,1% terhadap sejumlah mata uang pesaingnya setelah menyentuh posisi tertinggi dalam sepekan terakhir di sesi sebelumnya. Kondisi ini menyebabkan emas kurang menarik di mata investor. Kendati demikian, kepemilikan SPDR Gold Trust, dana yang diperdagangkan di ETF terbesar dunia, naik 0,1% menjadi 868,14 pada Jumat. “Selain adanya permintaan emas sebagai safe haven dan aksi beli emas oleh bank sentral yang didorong oleh risiko geopolitik, latar belakang makroekonomi juga mendukung emas,” kata analis ANZ dalam sebuah catatan. Baca Juga: Rugi Gede, Harga Emas Hari Ini Bikin Boncos Pembeli 7 Hari Lalu!