JAKARTA. Research in Motion (RIM) yang selama ini diperkirakan bisa mengantongi pendapatan Rp 2,3 triliun per tahun dari pelanggan Blackberry di Indonesia ternyata benar-benar tidak membayar pajak. Menkominfo kembali menegaskan bahwa selama ini RIM hanya membayar pajak kepada pemerintah berupa bea masuk produk impor.Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring mengatakan, RIM hanya membayar pajak di Kanada. Sementara, mereka beroperasi di Indonesia bekerjasama dengan 6 operator telekomunikasi. Operator itulah yang selama ini membayar pajak kepada pemerintah. "Kami juga sering membebani operator dengan program CSR untuk bencana alam, sedangkan RIM tidak pernah terlibat," ungkap Tifatul dalam rapat evaluasi Kominfo di Komisi I DPR RI, Senin (17/1).Tifatul mengatakan, saat ini pelanggan Blackberry di Indonesia mencapai 3 juta orang. Dari jumlah itu, sebanyak 2 juta merupakan pelanggan resmi sedangkan sisanya sebanyak 1 juta berasal dari pasar gelap. Tapi meskipun dari pasar gelap, mereka dianggap legal dan diberi pin oleh Blackberry.Dengan pelanggan sebanyak itu, Tifatul mengatakan RIM di Kanada memperoleh pendapatan sebanyak US$ 7 hingga US$ 8 per pelanggan tiap bulan. Untuk itu, RIM diperkirakan memperoleh pendapatan Rp 189 miliar per bulan atau Rp 2,3 triliun per tahun dari pelanggan Blackberry di Indonesia.Hal itu juga menampik pernyataan sebelumnya dari Oliver Pilgerstorfer, Senior PR Manager RIM Asia Tenggara yang mengatakan RIM telah membayar semua pajak yang diterapkan di Indonesia sama halnya dengan semua perusahaan lain. RIM menurutnya juga ikut memberi kontribusi bagi perekonomian lokal dan melayani pasar dengan bekerjasama dengan operator lokal.Dalam pertemuan dengan RIM, Tifatul mengatakan pemerintah mengajukan 6 permintaan pada RIM. Pemerintah meminta agar RIM membuka kantor cabang, membuka pusat pelayanan, menyerap tenaga kerja, menggunakan konten lokal, memblokir pornografi dan membangun data center di Indonesia. Tifatul mengatakan, prioritas mereka yang paling dekat terutama pada filtering konten pornografi. RIM menurutnya sudah menyetujui dan diberi waktu hingga tanggal 21 Januari 2010. RIM juga mengaku sudah membuka service center di 40 titik, namun hal itu masih harus dicek oleh Kominfo. Di tingkat Asean, RIM berencana membangun network aggregator. Kominfo juga meminta agar pembangunan tersebut dilakukan di Indonesia hingga berdampak pada penurunan tarif Blackberry.Sementara itu, Managing Director RIM wilayah Asia Pasifik, Gregory Wade mengatakan mereka bisa memahami sejumlah permintaan dari pemerintah terutama mengenai filter pornografi. "Kami berkomitmen untuk menyajikan solusi sesuai permintaan pemerintah Indonesia," ungkap Wade dalam jumpa pers yang digelar usai pertemuan dengan Kominfo, Senin (17/1).Wade mengatakan solusi yang ditempuh akan dibicarakan dengan 6 operator telekomunikasi yang berhubungan dengan RIM di Indonesia. Menurut Wade, pihaknya akan bekerjasama dengan pemerintah demi melayani pelanggan dan pasar di Indonesia yang terus tumbuh dan berkembang pesat. Usai pertemuan dengan Kominfo RIM langsung menggelar pertemuan dengan 6 operator yang menjadi partner RIM di Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Inilah 6 permintaan Kemkominfo yang harus RIM patuhi
JAKARTA. Research in Motion (RIM) yang selama ini diperkirakan bisa mengantongi pendapatan Rp 2,3 triliun per tahun dari pelanggan Blackberry di Indonesia ternyata benar-benar tidak membayar pajak. Menkominfo kembali menegaskan bahwa selama ini RIM hanya membayar pajak kepada pemerintah berupa bea masuk produk impor.Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring mengatakan, RIM hanya membayar pajak di Kanada. Sementara, mereka beroperasi di Indonesia bekerjasama dengan 6 operator telekomunikasi. Operator itulah yang selama ini membayar pajak kepada pemerintah. "Kami juga sering membebani operator dengan program CSR untuk bencana alam, sedangkan RIM tidak pernah terlibat," ungkap Tifatul dalam rapat evaluasi Kominfo di Komisi I DPR RI, Senin (17/1).Tifatul mengatakan, saat ini pelanggan Blackberry di Indonesia mencapai 3 juta orang. Dari jumlah itu, sebanyak 2 juta merupakan pelanggan resmi sedangkan sisanya sebanyak 1 juta berasal dari pasar gelap. Tapi meskipun dari pasar gelap, mereka dianggap legal dan diberi pin oleh Blackberry.Dengan pelanggan sebanyak itu, Tifatul mengatakan RIM di Kanada memperoleh pendapatan sebanyak US$ 7 hingga US$ 8 per pelanggan tiap bulan. Untuk itu, RIM diperkirakan memperoleh pendapatan Rp 189 miliar per bulan atau Rp 2,3 triliun per tahun dari pelanggan Blackberry di Indonesia.Hal itu juga menampik pernyataan sebelumnya dari Oliver Pilgerstorfer, Senior PR Manager RIM Asia Tenggara yang mengatakan RIM telah membayar semua pajak yang diterapkan di Indonesia sama halnya dengan semua perusahaan lain. RIM menurutnya juga ikut memberi kontribusi bagi perekonomian lokal dan melayani pasar dengan bekerjasama dengan operator lokal.Dalam pertemuan dengan RIM, Tifatul mengatakan pemerintah mengajukan 6 permintaan pada RIM. Pemerintah meminta agar RIM membuka kantor cabang, membuka pusat pelayanan, menyerap tenaga kerja, menggunakan konten lokal, memblokir pornografi dan membangun data center di Indonesia. Tifatul mengatakan, prioritas mereka yang paling dekat terutama pada filtering konten pornografi. RIM menurutnya sudah menyetujui dan diberi waktu hingga tanggal 21 Januari 2010. RIM juga mengaku sudah membuka service center di 40 titik, namun hal itu masih harus dicek oleh Kominfo. Di tingkat Asean, RIM berencana membangun network aggregator. Kominfo juga meminta agar pembangunan tersebut dilakukan di Indonesia hingga berdampak pada penurunan tarif Blackberry.Sementara itu, Managing Director RIM wilayah Asia Pasifik, Gregory Wade mengatakan mereka bisa memahami sejumlah permintaan dari pemerintah terutama mengenai filter pornografi. "Kami berkomitmen untuk menyajikan solusi sesuai permintaan pemerintah Indonesia," ungkap Wade dalam jumpa pers yang digelar usai pertemuan dengan Kominfo, Senin (17/1).Wade mengatakan solusi yang ditempuh akan dibicarakan dengan 6 operator telekomunikasi yang berhubungan dengan RIM di Indonesia. Menurut Wade, pihaknya akan bekerjasama dengan pemerintah demi melayani pelanggan dan pasar di Indonesia yang terus tumbuh dan berkembang pesat. Usai pertemuan dengan Kominfo RIM langsung menggelar pertemuan dengan 6 operator yang menjadi partner RIM di Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News