KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketahui alasan ketiak dapat menjadi gatal dan solusinya. Kondisi tidak nyaman pada ketiak bisa muncul seiring pertumbuhan rambut di area tersebut. Ketiak yang gatal merujuk pada ketidaknyamanan atau iritasi kulit di daerah ketiak, dapat terjadi akibat berbagai faktor. Adanya reaksi alergi, iritasi kulit, infeksi jamur atau bakteri, produksi keringat berlebihan, penggunaan deodoran atau antiperspiran yang mengandung bahan kimia tertentu, atau penyebab lainnya.
Penyebab ketiak gatal
Ada sederet penyebab yang berkaitan dengan kondisi kulit hingga infeksi lainnya.- Candida adalah jamur yang tumbuh di lingkungan hangat dan lembab seperti ketiak. Kelebihan berat badan, menderita diabetes, atau penggunaan antibiotik baru-baru ini dapat membuat Anda berisiko terkena infeksi kulit ini.
- Folikulitis adalah peradangan pada folikel rambut . Ini terjadi ketika bakteri (biasanya staphylococcus aureus) masuk ke dalam folikel rambut, menyebabkan peradangan dan nanah. Bakteri masuk melalui kulit yang terbuka dan bahkan dapat hidup pada pisau cukur yang sudah tua. Ini bisa sangat gatal dan/atau menyakitkan.
- Dermatitis kontak merupakan gejala kulit menjadi merah dan gatal setelah kontak dengan zat yang membuat Anda alergi. Ini bisa berupa wewangian dari sabun mandi, sabun, atau deterjen, atau bahkan logam dari pisau cukur.
- Psoriasis adalah kelainan autoimun yang menyebabkan tubuh menyerang sel kulit sehatnya sendiri. Hal ini menyebabkan kulit merah menebal dan bersisik yang sangat gatal. Psoriasis sering terjadi pada kulit kepala, lutut, dan siku, namun sering terjadi pada ketiak.
Kandungan aluminium pada Deodoran
Penggunaan deodoran aluminium telah menjadi subjek perdebatan dan penelitian terkait dampak kesehatannya. Beberapa potensi bahaya yang dikaitkan dengan penggunaan deodoran aluminium adalah sebagai berikut:- Penyerapan Aluminium: Kulit adalah organ yang dapat menyerap bahan-bahan tertentu. Aluminium yang digunakan dalam deodoran dapat diserap oleh kulit, dan ini menyebabkan kekhawatiran tentang penumpukan aluminium di tubuh.
- Keterkaitan dengan Kanker: Beberapa penelitian awal telah mengaitkan penggunaan deodoran aluminium dengan peningkatan risiko kanker payudara dan kanker lainnya. Namun, penelitian ini masih kontroversial dan belum menyimpulkan secara pasti bahwa aluminium dalam deodoran secara langsung menyebabkan kanker.
- Gangguan Hormonal: Aluminium dapat memiliki efek pada sistem endokrin atau hormonal, meskipun dampak ini masih perlu diteliti lebih lanjut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.
- Irritasi Kulit: Beberapa orang mungkin mengalami iritasi kulit atau reaksi alergi terhadap aluminium yang terdapat dalam deodoran.