Inilah alasan Garuda rekrut pilot asing



JAKARTA. Aksi mogok yang digelar Asosiasi Pilot Garuda Kamis (28/7) tidak lepas dari kebijakan manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dalam melakukan perekrutan pilot asing. Tapi manajemen Garuda pun merasa punya alasan kuat untuk terus menjalankannya. Awalnya, maskapai nasional itu memiliki rencana pengembangan bisnis bernama Quantum Leap yang mengharuskan adanya penambahan jumlah armada hingga 154 unit pada 2015. Sejalan dengan rencana itu, perusahaan pelat merah itu sebenarnya telah menjalin kerjasama untuk merekrut penerbang baru dari sekolah penerbangan seperti PLP Curug dan Bali International Flight Academy. Namun, Vice President Corporate Communication PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Pujobroto dalam siaran persnya mengatakan, para penerbang baru itu masih membutuhkan pendidikan lanjutan sebelum dapat bertugas mengoperasikan pesawat."Makanya Garuda merekrut penerbang yang siap beroperasi, termasuk pilot asing yang statusnya kontrak sebagai bridging," tuturnya, Rabu (27/7). Perekrutan penerbang asing itu dilakukan sejak Oktober 2010. Sosialisasi rencana itu pun telah dilakukan pada semua karyawan, khususnya pilot, sejak Januari 2011. "Anehnya penggunaan pilot kontrak termasuk pilot asing baru dipermasalahkan saat ini," ujarnya. Sebagai catatan, Garuda tengah mempekerjakan 43 pilot kontrak. Sebanyak 34 orang di antaranya merupakan pilot asing. Dari jumlah 43 pilot kontrak itu pun, jelasnya, 36 orang di antaranya akan berakhir masa kontraknya pada Oktober–November 2011. "Sisanya, tujuh pilot akan berakhir kontraknya di Februari 2012," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.