LONDON. Industri keuangan Inggris berpotensi kehilangan pendapatan cukup besar karena pembatasan akses berbisnis di sektor jasa keuangan di Benua Biru akibat keputusan keluar dari keanggotaan di Uni Eropa atau biasa disebut British Exit (Brexit). Laporan yang dipublikasikan Financial Industry Group menyebut, akibat pembatasan tersebut, Inggris berpotensi kehilangan pendapatan sebesar £ 38 miliar atau setara US$ 48,34 miliar. Perusahaan asal Inggris kini tak leluasa lagi menjual jasa keuangan semisal di bidang perbankan, manager investasi, asuransi serta investment bank. Tentu hal ini tak hanya membawa konsekuensi dari hilangnya potensi pendapatan.
Inilah ancaman bagi jasa keuangan Inggris
LONDON. Industri keuangan Inggris berpotensi kehilangan pendapatan cukup besar karena pembatasan akses berbisnis di sektor jasa keuangan di Benua Biru akibat keputusan keluar dari keanggotaan di Uni Eropa atau biasa disebut British Exit (Brexit). Laporan yang dipublikasikan Financial Industry Group menyebut, akibat pembatasan tersebut, Inggris berpotensi kehilangan pendapatan sebesar £ 38 miliar atau setara US$ 48,34 miliar. Perusahaan asal Inggris kini tak leluasa lagi menjual jasa keuangan semisal di bidang perbankan, manager investasi, asuransi serta investment bank. Tentu hal ini tak hanya membawa konsekuensi dari hilangnya potensi pendapatan.