RAPBN-P 2016, asumsi ICP mejadi US$ 35 per barel



JAKARTA. Pemerintah menyematkan tren pelemahan harga minyak mentah dunia dalam penghitungan asumsi dasar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan atau RAPBN 2016 sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Alhasil, asuramsi dasar untuk sektor energi diturunkan. 

Dalam rapat kerja yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VII DPR Fadel Muhammad, Menteri ESDM Sudirman Said menyampaikan tujuh asumsi dasar terkait sektor ESDM.

Pertama, harga rata-rata minyak bumi atau Indonesia Crude Price (ICP) sebesar US $ 35 per barel, mengalami penurunan dari APBN 2016 sebesar US$ 50 per barel.


Sedangkan lifting minyak sebesar 1.925.000 barel per hari. Rinciannya, terdiri dari lifting minyak 810.000 barel per hari atau turun dari APBN 2016 yaitu 830.000 barel per hari. 

Untuk lifting gas diusulkan 1.115 barel setara minyak per hari atau mengalami penurunan dari 1.155 barel setara minyak per hari Bahan Bakar Minyak (BBM) pada APBN 2016.

Volume BBM bersubsidi diusulkan sebesar 16,69 juta kilo liter, terdiri dari minyak tanah sebesar 0,69 juta KL dan minyak Solar sebesar 16 juta KL. 

"Volume tidak mengalami perubahan jika dibandingkan dengan APBN 2016," kata Sudirman pada Rabu (8/6).

Sudirman juga menyebut volume LPG 3 kilogram (kg) juga tetap sama yaitu sebesar 6,602 juta ton atau tidak berbeda dari APBN 2016. Khusus untuk subsidi Solar, diusulkan adanya subsidi sebesar Rp 350 per liter.

Sebelumnya, nilai subsidi Solar tetap Rp 1.000 per liter. "Dalam hitungan kami, dengan adanya subsidi Rp 350 per liter, maka harga (Solar) bulan-bulan ke depan tidak akan berubah karena kami punya simpanan sedikit. Jadi tidak akan menimbulkan beban masyarakat," jelas Sudirman.

Sedangkan untuk subsidi listrik tahun berjalan, diusulkan sebesar Rp 57,18 triliun, seperti yang tercantum pada Nota Keuangan RAPBN-P 2016. Sebelumnya pada APBN 2016, subsidi Listrik sebesar Rp 38,39 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia