Inilah CML, kanker darah yang langka



Jakarta. Chronic Myeloid Leukimia (CML) atau Leukimia Granulositik Kronis merupakan salah satu jenis kanker darah yang masih kurang dikenal oleh masyarakat.

Untuk meningkatkan kesadaran tentang jenis kanker ini, setiap tanggal 22 September pun diperingati sebagai Hari CML Sedunia.

Pemilihan tanggal di bulan September (22/9) yang disepakati organisasi di seluruh dunia pada 2008 lalu bukan tanpa alasan.


Hal ini berkaitan dengan CML yang disebabkan oleh mutasi kromosom 9 dan 22 yang kemudian dikenal sebagai kromosom Philadelpia. 

Pada kanker darah, sumsum tulang belakang memroduksi sel-sel darah putih abnormal secara berlebihan.

Pada jenis kanker CML juga terdapat kromosom Philadelpia yang akan memroduksi protein abnormal, yaitu BCR- ABL.

Adanya BCR-ABL ini kemudian akan memberikan sinyal pada sumsum tulang belakang, sehingga tetap memroduksi sel-sel darah putih yang abnormal secara berlebihan.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Hematologi Onkologi Medik Hilman Tadjoedin mengungkapkan, CML adalah jenis kanker darah yang menyerang orang dewasa.

“Pasien CML di Indonesia diperkirakan 1,7 per 100.000 orang. DI dunia, rata-rata umur 53 tahun, tapi di Indonesia ditemukan usia muda 36 atau 37 tahun itu ada (pasien CML),” terang Hilman dalam diskusi di Jakarta, Selasa (22/9/2015).

Sementara itu, berdasarkan data Novartis Oncology Indonesia, terdapat 1.800 pasien kanker CML yang terdaftar dalam program Novartis Oncology Access (NOA).

CML memang jenis kanker yang cukup langka. Belum diketahui pasti penyebab seseorang terkena kanker CML.

“Kalau menurut laporan yang ada, di Jepang, pada akhir perang dunia kedua, dikumpulkan pasien LGK (CML) ternyata mereka berasal daeri daerah tempat jatuhnya bom atom,” terang Hilman.

Orang yang mengalami CML juga tidak memunculkan gejala yang khas.

Diagnosis bisa dilakukan dengan pemeriksaan darah secara detail, untuk melihat adanya masalah pada sel darah.

Jika menderita CML, pasien harus konsumsi obat seumur hidup. (Dian Maharani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto