Inilah disain Pemulihan Ekonomi Nasional yang dirancang pemerintah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi dalam negeri di tahun ini memang sulit seiring dampak dari corona virus disease 2019 (Covid-19). Berbagai stimulus pemerintah gelontorkan untuk menjadi bantalan ekonomi. Untuk itu pemerintah berancang desain pemulihan ekonomi di sisa tahun ini.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacariu mengatakan saat ini pemerintah masih bekerja menggunakan dua skenario pertumbuhan ekonomi di kisaran -04% sampai 2,3% pada akhir tahun ini.

Baca Juga: Terdampak corona, pabrik sepatu di Karawang rumahkan 2.300 karyawan


Pada kuartal II-2020, pemerintah bakal menggenjot percepatan dan penguatan subsidi dan bantuan sosial (Bansos) untuk masyarakat miskin dan rentan miskin. Caranya melalui tambahan sembako, tambahan kartu pra-kerja, pembebasan tariff listrik, dan penambahan penyaluran Program Keluarga Harapan (PKH).

Kemudian, dukungan stimulus Usaha Kecil Menengah (UMKM) dan Ultra Mikro (UMi) berupa penundaan pokok dan bunga utang dan subsidi bunga kredit. Selain itu, penjaminan kredit modal kerja UMKM, serta pembebasan pajak penghasilan (PPh) Final UMKM.

Selanjutnya, stimulus juga usaha diberikan kepada industri dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berupa insentif perpajakan, dana talangan ke BUMN, penyaluran kredit modal kerja BUMN, penempatan dana di perbankan yang terdampak restrukturisasi kredit, serta dana dukungan untuk program biodiesel 30% atau B30.

Febrio bilang langkah itu diambil karena pemerintah melihat adanya dampak dari corona virus disease 2019 (Covid-19) yang begitu besar dirasakan di sektor pariwisata, perdagangan, dan manufaktur. 

Baca Juga: Pemerintah prediksi konsumsi rumah tangga tahun 2021 bisa tumbuh 4,9%, ini pemicunya

Ini ditambah paran dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang menurunkan konsumsi masyarakat. Dus, kemiskinan dan pengangguran meningkat hanya dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan.

“Kuartal II-2020 memang akan sangat berat data-data yang kita lihat menuju pemburukan. Kemungkinan besar akan negatif,” kata Febrio dalam Konferensi Pers Program Pemulihan Ekonomi Nasional, Rabu (13/5).

Editor: Tendi Mahadi