JAKARTA. Jika kelak tudingan Securities Exchange and Commission (SEC) terbukti benar, pelanggaran yang telah dilakukan lembaga keuangan kesohor Goldman Sachs benar-benar serius. “Produknya memang baru dan kompleks, namun akal-akalan dan konflik kepentingan yang ada di dalamnya sebenarnya kuno dan sederhana,” ujar Enforcement Director SEC Robert Khuzami, Jumat waktu New York (16/4), menggambarkan pelanggaran Goldman.Pangkal soal kasus ini adalah produk ABACUS keluaran Goldman. Produk ini masuk kategori Collateralized Debt Obligation (CDO). CDO adalah sejenis surat utang turunan atau derivatif yang menggunakan kumpulan surat utang lain sebagai jaminan. Tidak hanya sampai di situ. Kumpulan surat utang yang digunakan sebagai jaminan itu juga berjaminan tagihan surat utang atau kredit lain. Lazimnya, tagihan yang menjadi awal rangkaian jamin-menjaminkan ini adalah tagihan kredit perumahan berisiko tinggi atau suprime mortgage. Kisah berawal ketika di awal 2007, Fabrice Tourre, salah satu Vice President Goldman Sachs, memiliki ide menerbitkan CDO yang menggunakan asset-aset kredit berbau kredit suprime sebagai asset dasarnya (underlying asset). Sampai di sini tidak ada yang aneh.Masalahnya, dalam proses pembuatan CDO nan kompleks berjuluk ABACUS itu, Tourre melibatkan perusahaan pengelola dana (hedge fund) Paulson & Co untuk membantu memilih aset-aset yang akan menjadi portofolio CDO itu. Padahal, Tourre mengetahui bahwa Paulson justru memiliki posisi yang berlawanan dengan CDO itu. Paulson memprediksi harga aset berbasis aset suprime akan jatuh. Karenanya, ia bertaruh dengan memasang posisi short (jual) di CDO tersebut. Sederhananya, Paulson melawan produk buatannya sendiri. SEC memperkirakan dari aksi ini, Paulson meraup untung US$ 1 miliar. Sebesar ini pula perkiraan kerugian investor lain. Namun, kesalahan Goldman bukan hanya itu. Ketika memasarkan, menurut SEC, mereka tidak menyampaikan informasi vital tentang ABACUS, termasuk tentang keterlibatan Paulson. Dalam materi pemasarannya, Goldman justru menyebut ACA Management LLC sebagai perusahaan yang memilih portofolio ABACUS. Jadi dosa Goldman dobel, yakni mengakali investor dan tak jujur kepada para investornya.Dengan dasar itulah, SEC menuntut Goldman Sachs dan Tourre ke pengadilan New York. Mereka mengantongi email-email komunikasi Goldman, Paulson, maupun ACA, sebagai bukti. Bisa ditebak, Golman menyangkal tudingan ini. “Tuntutan SEC tak memiliki dasar hukum dan fakta. Kami akan melawan dan mempertahankan reputasi perusahaan,” tulis Goldman dalam pernyataan resminya.Bagaimana nasib Paulson? Untuk sementara ini, Paulson terbebas dari tuntutan. Tapi banyak pihak memprediksi, tuntutan SEC ini akan memicu antrean tuntutan lain dari pihak-pihak yang merasa dirugikan oleh aksi haram ini. Dan, Paulson bisa terseret.Saat penutupan transaksi Jumat (16/4), indeks Dow Jones Industrial Average di bursa saham New York merosot 1,13% menjadi 11.018,66 akibat kabar mengejutkan ini.
Inilah Dosa Ganda Goldman Sachs
JAKARTA. Jika kelak tudingan Securities Exchange and Commission (SEC) terbukti benar, pelanggaran yang telah dilakukan lembaga keuangan kesohor Goldman Sachs benar-benar serius. “Produknya memang baru dan kompleks, namun akal-akalan dan konflik kepentingan yang ada di dalamnya sebenarnya kuno dan sederhana,” ujar Enforcement Director SEC Robert Khuzami, Jumat waktu New York (16/4), menggambarkan pelanggaran Goldman.Pangkal soal kasus ini adalah produk ABACUS keluaran Goldman. Produk ini masuk kategori Collateralized Debt Obligation (CDO). CDO adalah sejenis surat utang turunan atau derivatif yang menggunakan kumpulan surat utang lain sebagai jaminan. Tidak hanya sampai di situ. Kumpulan surat utang yang digunakan sebagai jaminan itu juga berjaminan tagihan surat utang atau kredit lain. Lazimnya, tagihan yang menjadi awal rangkaian jamin-menjaminkan ini adalah tagihan kredit perumahan berisiko tinggi atau suprime mortgage. Kisah berawal ketika di awal 2007, Fabrice Tourre, salah satu Vice President Goldman Sachs, memiliki ide menerbitkan CDO yang menggunakan asset-aset kredit berbau kredit suprime sebagai asset dasarnya (underlying asset). Sampai di sini tidak ada yang aneh.Masalahnya, dalam proses pembuatan CDO nan kompleks berjuluk ABACUS itu, Tourre melibatkan perusahaan pengelola dana (hedge fund) Paulson & Co untuk membantu memilih aset-aset yang akan menjadi portofolio CDO itu. Padahal, Tourre mengetahui bahwa Paulson justru memiliki posisi yang berlawanan dengan CDO itu. Paulson memprediksi harga aset berbasis aset suprime akan jatuh. Karenanya, ia bertaruh dengan memasang posisi short (jual) di CDO tersebut. Sederhananya, Paulson melawan produk buatannya sendiri. SEC memperkirakan dari aksi ini, Paulson meraup untung US$ 1 miliar. Sebesar ini pula perkiraan kerugian investor lain. Namun, kesalahan Goldman bukan hanya itu. Ketika memasarkan, menurut SEC, mereka tidak menyampaikan informasi vital tentang ABACUS, termasuk tentang keterlibatan Paulson. Dalam materi pemasarannya, Goldman justru menyebut ACA Management LLC sebagai perusahaan yang memilih portofolio ABACUS. Jadi dosa Goldman dobel, yakni mengakali investor dan tak jujur kepada para investornya.Dengan dasar itulah, SEC menuntut Goldman Sachs dan Tourre ke pengadilan New York. Mereka mengantongi email-email komunikasi Goldman, Paulson, maupun ACA, sebagai bukti. Bisa ditebak, Golman menyangkal tudingan ini. “Tuntutan SEC tak memiliki dasar hukum dan fakta. Kami akan melawan dan mempertahankan reputasi perusahaan,” tulis Goldman dalam pernyataan resminya.Bagaimana nasib Paulson? Untuk sementara ini, Paulson terbebas dari tuntutan. Tapi banyak pihak memprediksi, tuntutan SEC ini akan memicu antrean tuntutan lain dari pihak-pihak yang merasa dirugikan oleh aksi haram ini. Dan, Paulson bisa terseret.Saat penutupan transaksi Jumat (16/4), indeks Dow Jones Industrial Average di bursa saham New York merosot 1,13% menjadi 11.018,66 akibat kabar mengejutkan ini.