Inilah hasil akhir drama panjang RUPS AISA



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Drama Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA) akhirnya usai, setidaknya untuk sementara. Rapat yang berlangsung hingga sekitar tujuh jam itu mengerucut pada dua kesimpulan utama.

Pertama, pemegang saham tidak menyetujui pengesahan laporan tahunan AISA tahun buku 2017. Perinciannya, 60,49% suara menolak, hanya sebesar 39,51% suara yang setuju dengan pengesahan laporan tahunan perusahaan.

Selama berjalannya rapat, Kontan.co.id mendapat informasi ketidaksetujuan itu ada kaitannya dengan transaksi dan piutang AISA senilai lebih dari Rp 2 triliun ke beberapa perusahaan. Konon, perusahaan itu terafiliasi dengan Direktur Utama Joko Mogoginta.


Data Ditjen AHU Kementerian Hukum dan HAM setidaknya menunjukkan afiliasi itu.

Persoalannya, transaksi tersebut tidak dicatat sebagai transaksi afiliasi melainkan pihak ketiga. Di sisi lain, transaksi tersebut juga dilakukan pada saat AISA berkutat dengan utang.

Alih-alih untuk menyelesaikan utang, dana di perusahaan tersebut digunakan untuk aktivitas lain. Apalagi, nilainya mencukupi untuk melunasi utang bunga obligasi sehingga tak harus sampai gagal bayar. Dus, aktivitas inilah yang dinilai berpotensi melanggar prinsip good corporate governance (GCG).

"Ramai sekali saat membahas laporan tahunan. Dirut menolak mengkonfirmasi tapi juga tidak membantah itu terafiliasi atau tidak," tutur sumber Kontan.co.id yang enggan disebutkan namanya di sela RUPS AISA, Jumat (27/7).

Secara terpisah, Joko mengklaim tidak ada yang salah dengan transaksi tersebut. "Transaksi itu sudah dilakukan sejak lama, tujuannya untuk menjadikan satu pembukuan," tandas Joko.

Mata acara pergantian direksi merupakan rangkaian agenda setelah persetujuan laporan tahunan.

Untuk sementara ini, Dewan komisaris bakal mengambilalih tugas dewan direksi setidaknya selama 90 hari ke depan. Setelah itu, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) bakal digelar untuk menentukan dewan direksi yang baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi