KONTAN.CO.ID - PT Adhi Karya Tbk melalui Departemen TOD dan Hotel terus mengenjot pengembangan kawasan
transit orinted development (TOD) di titik perhentian
light rail transit (LRT) Jabodetabek bertajuk LRT City. BUMN itu telah memulai pengembangan empat kawasan LRT City. Hingga Juli 2017, Adhi Karya telah membukukan
marketing sales sekitar Rp 500 miliar dari LRT City. Jumlah tersebut setara 41,6% dari target yang ditetapkan perusahaan itu di tahun 2017, yakni Rp 1,2 trliun. Empat kawasan yang mulai dikembangkan adalah LRT City Bekasi Timur-Eastern Green seluas 16,9 hektare (ha) dan Jaticempaka-Gateway Park 5,9 ha bekerjasama dengan PT Urban Jakarta Propertindo. Lalu Ciracas-Urban Signature 11,5 ha bekerjasama dengan Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) dan LRT City Royal Sentul 14,8 ha.
"Di empat kawasan ini telah diluncurkan apartemen komersial yang dijual dengan harga sekitar Rp 15 juta-Rp 20 juta per meter persegi (m)," kata Budi Saddewa Soediro, Direktur Operasi Adhi Karya, Sabtu (9/9) Di Jaticempaka-Gateway Park, emiten berkode ADHI di Bursa Efek Indonesia tersebut akan membangun tujuh tower apartemen sebanyak 5.788 unit, mall empat lantai dan 20 unit ruko. Tahap I Adhi Karya akan memasarkan ruko dan dua menara apartemen dengan nama tower Accordion dan Bandoneon. Sejak diperkenalkan ke pasar lewat pemilihan nomor urut pemesanan (NUP) pada Juli 2017 lalu hingga saat ini, dari tower Accordion sebanyak 529 unit telah terjual 90%. Ibnu Mahmud Junaidi, Project Manager Property LRT City Gateway Park optimistis, tower Bandoneon sebanyak 323 unit juga akan sold out pada akhir tahun ini. Apartemen LRT City Gateway Park ditawarkan dengan tiga tipe unit, yakni studio seluas 24,5 meter persegi (m²), tipe satu kamar seluas 36,75 m² dan tipe dua kamar dengan luas 49 m². Saat awal penawaran NUP, harga apartemen ini Rp 15 juta per m dan harga saat ini sudah mencapai sekitar Rp 17 juta per m. Pembangunan LRT City Gateway Park akan terkoneksi dengan stasiun LRT Jabodetabek lintasan Bekasi-Cawang. Proyek seluas 5,9 ha akan dikembangkan hingga tahun 2025 dengan total investasi Rp 1,9 triliun. Lalu di Royal Sentul Park, ADHI telah meluncurkan satu tower apartemen dengan kapasitas 1.637 unit pada Mei lalu. Nantinya, Royal Sentul Park diisi dengan 12 menara yang mencakup hunian, komersial hingga perkantoran. Sementara Easter Green Bekasi telah diluncurkan dua tower sejak akhir tahun lalu sebanyak 632 unit. Agar lebih ngebut lagi dalam proyek, kata Budi, pihaknya akan menyuntik modal Departemen TOD dan Hotel sebesar Rp 1,7 triliun. Suntikan ini sebelum di spin off (dipisahkan) pada Maret 2018. Saat ini, Departemen TOD dan Hotel memiliki modal sebesar Rp 1,3 triliun yang berasal dari penyertaan modal negara (PMN). "Dana PNM yang diterima Departemen TOD telah terserap sebesar Rp 900 miliar yang digunakan untuk pembebasan lahan," imbuh Budi.
Dengan rencana suntikan modal sebesar Rp 1,7 triliun, modalnya akan menjadi Rp 3 triliun pada saat menjadi anak usaha baru pada tahun 2018. "Tahun ini rencananya akan kita injeksi modal bagi Departemen TOD dan Hotel sekitar Rp 700 miliar dulu, dan selebihnya (Rp 1 triliun) akan disuntik tahun depan," ujarnya. Perusahaan ini sudah berhasil mengakuisisi lahan lebih dari 50 hektare (ha). Namun 50 ha tersebut sudah siap dikembangkan itu tersebar di lima titik pemberhentian LRT Jabodebek. Adhi Karya masih akan terus melanjutkan pembebasan lahan di sejumlah titik-titik stasiun LRT lain, menyasar Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sesuai dengan ketentuan pemerintah. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini