JAKARTA. Polisi memaparkan kronologis kematian nasabah Citibank, Irzen Octa yang juga Sekretaris Jenderal Partai Pemersatu Bangsa ke Komisi XI DPR. Kronologis ini disampaikan setelah polisi memeriksa 17 orang saksi dan empat tersangka.Kapolres Jakarta Selatan Gatot Eddy Pramono menjelaskan, utusan Citibank mendatangi rumah Irzen pada 28 Maret lalu. Kedatangan utusan tersebut bermaksud mengundang Irzen ke kantor Citibank ke Menara Jamsostek, Jakarta.Irzen pun mendatangi kantor Citibank sehari kemudian. Pukul 10.08 WIB, dia tiba ke petugas keamanan. Setelah petugas menyampaikan ke leader collecting berinisial BT. BT kemudian memerintahkan A untuk mengambil berkas kartu kredit Irzen.A lantas membawa korban ke ruang negosiasi. Polisi mengatakan, keduanya memasuki ruangan itu pukul 11.20 WIB. Lalu kedua tersangka D dan H yang berasal dari PT Taka Tama dan PT Panin Mas juga ikut masuk. Gatot mengatakan, kedua perusahaan itu merupakan outsourcing.Gatot mengungkapkan, berdasarkan keterangan para tersangka telah terjadi tindakan berupa penggebrakan meja. "Tersangka menendang kursi korban dan ada tersangka yang menepuk-nepuk tangan dan menepuk bahu korban," katanya.Lalu, setelah terjadi tanya jawab, tersangka meninggalkan korban pukul 12.00 WIB. "Jam 12.10 ada dua orang saksi yang melihat korban dari kaca pintu jika korban sudah jatuh di lantai dengan kaki terbujur dan mengeluarkan air liur," tambahnya.Saksi tersebut pun meyampaikannya kepada tersangka A. Namun A hanya tertawa. Seusai saksi makan siang pukul 13.25 kembali bertanya kepada tersangka. "Saksi bilang klien sudah jatuh, setelah itu barulah tersangka bereaksi," tegasnya.Lalu tersangka mengecek handphone korban. Lalu tersangka menelepon teman korban yaitu T. Sesampai di Menara Jamsostek, T melihat korban sudah terbujur dengan mengeluarkan air liur dalam keadaan pingsan. "Dan menurut T, Irzen sudah dalam kondisi tidak bernyawa," tegasnya.T kemudian membawa Irzen ke rumah sakit. Sesampai di RS Mintohardjo saat dipasang alat detak jantung ternyata korban sudah tidak beryawa. "Kami pun membawa ke RS Cipto," kata Gatot.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Inilah kronologis kematian nasabah kartu kredit Citibank
JAKARTA. Polisi memaparkan kronologis kematian nasabah Citibank, Irzen Octa yang juga Sekretaris Jenderal Partai Pemersatu Bangsa ke Komisi XI DPR. Kronologis ini disampaikan setelah polisi memeriksa 17 orang saksi dan empat tersangka.Kapolres Jakarta Selatan Gatot Eddy Pramono menjelaskan, utusan Citibank mendatangi rumah Irzen pada 28 Maret lalu. Kedatangan utusan tersebut bermaksud mengundang Irzen ke kantor Citibank ke Menara Jamsostek, Jakarta.Irzen pun mendatangi kantor Citibank sehari kemudian. Pukul 10.08 WIB, dia tiba ke petugas keamanan. Setelah petugas menyampaikan ke leader collecting berinisial BT. BT kemudian memerintahkan A untuk mengambil berkas kartu kredit Irzen.A lantas membawa korban ke ruang negosiasi. Polisi mengatakan, keduanya memasuki ruangan itu pukul 11.20 WIB. Lalu kedua tersangka D dan H yang berasal dari PT Taka Tama dan PT Panin Mas juga ikut masuk. Gatot mengatakan, kedua perusahaan itu merupakan outsourcing.Gatot mengungkapkan, berdasarkan keterangan para tersangka telah terjadi tindakan berupa penggebrakan meja. "Tersangka menendang kursi korban dan ada tersangka yang menepuk-nepuk tangan dan menepuk bahu korban," katanya.Lalu, setelah terjadi tanya jawab, tersangka meninggalkan korban pukul 12.00 WIB. "Jam 12.10 ada dua orang saksi yang melihat korban dari kaca pintu jika korban sudah jatuh di lantai dengan kaki terbujur dan mengeluarkan air liur," tambahnya.Saksi tersebut pun meyampaikannya kepada tersangka A. Namun A hanya tertawa. Seusai saksi makan siang pukul 13.25 kembali bertanya kepada tersangka. "Saksi bilang klien sudah jatuh, setelah itu barulah tersangka bereaksi," tegasnya.Lalu tersangka mengecek handphone korban. Lalu tersangka menelepon teman korban yaitu T. Sesampai di Menara Jamsostek, T melihat korban sudah terbujur dengan mengeluarkan air liur dalam keadaan pingsan. "Dan menurut T, Irzen sudah dalam kondisi tidak bernyawa," tegasnya.T kemudian membawa Irzen ke rumah sakit. Sesampai di RS Mintohardjo saat dipasang alat detak jantung ternyata korban sudah tidak beryawa. "Kami pun membawa ke RS Cipto," kata Gatot.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News