Banyak orang menganggap kerusuhan pada 2122 Mei 2019 kemarin telah mencoreng pesta lima tahunan rakyat Indonesia. Bentrokan antara aparat keamanan dengan para perusuh mengonfirmasi kekhawatiran akan adanya kericuhan yang telah lama menggelayuti benak sebagian masyarakat. Bukan rahasia lagi bahwa sejak Pemilihan Gubernur DKI 2017 lalu sebagian masyarakat mengkhawatirkan bakal panasnya suhu politik pemilu serentak 2019, terutama pemilihan presiden. Perkubuan yang semakin hari kian meruncing antarpendukung kandidat presiden seolah jadi pertanda kuat bahwa suatu saat kekerasan akan pecah. Dan, kekhawatiran itu terbukti benar. Sejak lepas dari era orde baru, sudah lima kali Indonesia menyelenggarakan pemilu. Empat kali di antaranya, selain memilih anggota parlemen, rakyat memilih presiden dan wakil presiden secara langsung. Sebuah kemewahan demokrasi yang bahkan belum berani diimpikan sebagian penduduk bumi.
Inilah laboratorium politik kita
Banyak orang menganggap kerusuhan pada 2122 Mei 2019 kemarin telah mencoreng pesta lima tahunan rakyat Indonesia. Bentrokan antara aparat keamanan dengan para perusuh mengonfirmasi kekhawatiran akan adanya kericuhan yang telah lama menggelayuti benak sebagian masyarakat. Bukan rahasia lagi bahwa sejak Pemilihan Gubernur DKI 2017 lalu sebagian masyarakat mengkhawatirkan bakal panasnya suhu politik pemilu serentak 2019, terutama pemilihan presiden. Perkubuan yang semakin hari kian meruncing antarpendukung kandidat presiden seolah jadi pertanda kuat bahwa suatu saat kekerasan akan pecah. Dan, kekhawatiran itu terbukti benar. Sejak lepas dari era orde baru, sudah lima kali Indonesia menyelenggarakan pemilu. Empat kali di antaranya, selain memilih anggota parlemen, rakyat memilih presiden dan wakil presiden secara langsung. Sebuah kemewahan demokrasi yang bahkan belum berani diimpikan sebagian penduduk bumi.