JAKARTA. Krisis ekonomi dunia memangkas jumlah orang super kaya dunia yang memiliki harta di atas US$ 1 miliar (Rp 12 triliun, kurs Rp 12.000 per dolar AS). Hal itu terlihat dari daftar orang terkaya di dunia 2009 versi majalah Forbes yang terbit Rabu (10/3) di Amerika Serikat. Tahun lalu, jumlah triliuner berharta lebih dari US$ 1 miliar masih 1.125 orang. Kini, angkanya menyusut menjadi 793 orang. "Badai finansial membuat kehancuran besar pada sistem keuangan," ujar Steve Forbes, Chief Executive Officer (CEO) Forbes, sebagaimana dikutip Bloomberg. Nah, di antara nama-nama para triliuner kelas dunia, terselip lima nama orang kaya dari Indonesia yang memiliki harta di atas US$ 1 miliar. Mereka adalah Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono, dua bersaudara pemilik Grup Djarum. Kemudian Sukanto Tanoto, pemilik imperium bisnis Raja Garuda Mas (RGM) Grup; Martua Sitorus, pendiri Wilmar International; serta Peter Sondakh, pendiri Grup Rajawali. Mereka pula yang kini menjadi lima orang terkaya di di Indonesia. Dalam daftar Forbes, Bambang Hartono menempati peringkat orang terkaya ke-439 dunia, dengan nilai kekayaan US$ 1,7 miliar. Sementara Budi Hartono menempati ranking ke-440, juga dengan kekayaan senilai US$ 1,7 miliar. Mereka menjadi orang terkaya nomor satu dan nomor dua di Indonesia. Kekayaan kedua bersaudara anak pendiri Djarum Oei Wie Gwan ini tak jauh berubah ketimbang hasil survei orang terkaya di Indonesia yang dirilis Forbes Asia akhir tahun lalu. Saat itu, Budi mencatatkan kekayaan US$ 1,72 miliar, sementara kekayaan Michael US$ 1,68 miliar Menurut Forbes, keuntungan terbesar Michael dan Budi datang dari Bank Central Asia (BCA). Keluarga Hartono memiliki 47,5% saham BCA lewat Farindo Holding. Mal Grand Indonesia juga ikut memupuk kekayaan Michael dan Budi. Nah, posisi Hartono bersaudara tadi menggeser kursi Sukanto yang menjadi orang terkaya nomor satu di Indonesia. Sebab, selama 2008, kekayaan Sukanto turun, dari US$ 2 miliar menjadi US$ 1,6 miliar. Kini, Sukanto menempati posisi ke-463 terkaya dunia, dan nomor tiga di Indonesia. Kekayaan Sukanto tergerus akibat penurunan harga komoditas. Ini memukul bisnis kertas dan bubur kertas Sukanto. Selain itu, bisnis Asian Agri, perusahaan minyak kelapa sawit atawa crude palm oil (CPO) milik Sukanto, juga ikut terganggu melemahnya harga CPO di akhir 2008. Nasib mujur mendekati Martua Sitorus. Pendiri Wilmar International ini menempati urutan ke 554 miliuner dunia, dengan kekayaan bersih US$ 1,4 miliar. Kekayaan Martua naik dari US$ 1,3 miliar, walaupun harga saham Wilmar turun hingga separuh. Nama terakhir konglomerat Indonesia yang memiliki harta US$ 1 miliar adalah Peter Sondakh, pendiri Grup Rajawali. Forbes menghitung kekayaan Peter US$ 1 miliar lebih sedikit, dan tak banyak berubah dari tahun sebelumnya. Jika membandingkan dengan peringkat 2008, tahun ini ada dua konglomerat Indonesia yang terpental dari daftar pemilik harta di atas US$ 1 miliar. Tahun lalu ada tujuh orang yang memiliki kekayaan di atas US$ 1 miliar. Dua orang yang tersingkir adalah Putera Sampoerna dan pemilik Grup Wings Eddy William Katuari. Tahun lalu Forbes menghitung, Putera tercatat memiliki kekayaan US$ 1,5 miliar, dan kekayaan Eddy senilai US$ 1,04 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Inilah Orang-Orang Tajir di Indonesia
JAKARTA. Krisis ekonomi dunia memangkas jumlah orang super kaya dunia yang memiliki harta di atas US$ 1 miliar (Rp 12 triliun, kurs Rp 12.000 per dolar AS). Hal itu terlihat dari daftar orang terkaya di dunia 2009 versi majalah Forbes yang terbit Rabu (10/3) di Amerika Serikat. Tahun lalu, jumlah triliuner berharta lebih dari US$ 1 miliar masih 1.125 orang. Kini, angkanya menyusut menjadi 793 orang. "Badai finansial membuat kehancuran besar pada sistem keuangan," ujar Steve Forbes, Chief Executive Officer (CEO) Forbes, sebagaimana dikutip Bloomberg. Nah, di antara nama-nama para triliuner kelas dunia, terselip lima nama orang kaya dari Indonesia yang memiliki harta di atas US$ 1 miliar. Mereka adalah Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono, dua bersaudara pemilik Grup Djarum. Kemudian Sukanto Tanoto, pemilik imperium bisnis Raja Garuda Mas (RGM) Grup; Martua Sitorus, pendiri Wilmar International; serta Peter Sondakh, pendiri Grup Rajawali. Mereka pula yang kini menjadi lima orang terkaya di di Indonesia. Dalam daftar Forbes, Bambang Hartono menempati peringkat orang terkaya ke-439 dunia, dengan nilai kekayaan US$ 1,7 miliar. Sementara Budi Hartono menempati ranking ke-440, juga dengan kekayaan senilai US$ 1,7 miliar. Mereka menjadi orang terkaya nomor satu dan nomor dua di Indonesia. Kekayaan kedua bersaudara anak pendiri Djarum Oei Wie Gwan ini tak jauh berubah ketimbang hasil survei orang terkaya di Indonesia yang dirilis Forbes Asia akhir tahun lalu. Saat itu, Budi mencatatkan kekayaan US$ 1,72 miliar, sementara kekayaan Michael US$ 1,68 miliar Menurut Forbes, keuntungan terbesar Michael dan Budi datang dari Bank Central Asia (BCA). Keluarga Hartono memiliki 47,5% saham BCA lewat Farindo Holding. Mal Grand Indonesia juga ikut memupuk kekayaan Michael dan Budi. Nah, posisi Hartono bersaudara tadi menggeser kursi Sukanto yang menjadi orang terkaya nomor satu di Indonesia. Sebab, selama 2008, kekayaan Sukanto turun, dari US$ 2 miliar menjadi US$ 1,6 miliar. Kini, Sukanto menempati posisi ke-463 terkaya dunia, dan nomor tiga di Indonesia. Kekayaan Sukanto tergerus akibat penurunan harga komoditas. Ini memukul bisnis kertas dan bubur kertas Sukanto. Selain itu, bisnis Asian Agri, perusahaan minyak kelapa sawit atawa crude palm oil (CPO) milik Sukanto, juga ikut terganggu melemahnya harga CPO di akhir 2008. Nasib mujur mendekati Martua Sitorus. Pendiri Wilmar International ini menempati urutan ke 554 miliuner dunia, dengan kekayaan bersih US$ 1,4 miliar. Kekayaan Martua naik dari US$ 1,3 miliar, walaupun harga saham Wilmar turun hingga separuh. Nama terakhir konglomerat Indonesia yang memiliki harta US$ 1 miliar adalah Peter Sondakh, pendiri Grup Rajawali. Forbes menghitung kekayaan Peter US$ 1 miliar lebih sedikit, dan tak banyak berubah dari tahun sebelumnya. Jika membandingkan dengan peringkat 2008, tahun ini ada dua konglomerat Indonesia yang terpental dari daftar pemilik harta di atas US$ 1 miliar. Tahun lalu ada tujuh orang yang memiliki kekayaan di atas US$ 1 miliar. Dua orang yang tersingkir adalah Putera Sampoerna dan pemilik Grup Wings Eddy William Katuari. Tahun lalu Forbes menghitung, Putera tercatat memiliki kekayaan US$ 1,5 miliar, dan kekayaan Eddy senilai US$ 1,04 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News