Inilah pendatang baru di bisnis dana pensiun



JAKARTA. Ibarat jamur di musim penghujan yang tumbuh di mana-mana. Peribahasa ini tepat menggambarkan banyaknya pendatang baru di industri dana pensiun (dapen). Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mencatat, sejumlah perusahaan dapen baru telah berdiri,dan perusahaan lain juga siap menyusul dalam waktu dekat.

Terbaru, PT Bank Tabungan Negara (BTN) akan segera membentuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Mereka bahkan sudah mengajukan izin ke Bapepam-LK beberapa waktu lalu. "Kami memang wajib mendirikan DPLK, karena banyak nasabah yang memintanya," jelas Saut Pardede, Direktur Keuangan BTN, pekan lalu. Selain itu, ekspansi ini juga memenuhi instruki Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Sebelumnya, Parikesit Suprapto, Deputi Bidang Jasa Kementrian BUMN meminta semua bank milik pemerintah dapat membentuk DPLK. "Paling tidak, tahun ini kami berharap BTN bisa masuk DPLK. Kalau Dana Pensiun Pemberi Kerja (DDPK) semua bank BUMN telah memilikinya," terang Parikesit.


Dumoli Freddy Pardede, Kepala Biro Dana Pensiun Bapepam-LK, menyatakan, dorongan pembentukan dapen bukan hanya di bank pelat merah. Namun, Bank Pembangunan Daerah (BPD) juga diharapkan mengikuti kebijakan serupa.

Belakangan, himbauan itu mulai menunjukkan hasil. Dumoli bilang, ada lima bank yang menyatakan minat membentuk dapen. "Mereka tengah mempersiapkan infrastruktur tekhnologi dan informasi, sumber daya manusia," kata Dumoli.

Sebelumnya, Dumoli mengaku baru saja memberikan izin DPLK bagi Bank Mandiri. Selain itu, juga DPPK di beberapa perguruan tinggi. Total sekarang sudah ada sekitar 270 dapen, baik DPPK maupun DPLK. Dalam waktu dekat, Biro Dapen Bapepam-LK juga segera memberikan izin DPPK baru kepada PT Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara barat dan PT Sido Muncul. Dua perusahaan itu sudah memasukkan permohonan izin sebelum kuartal I 2012 berakhir.

Dumoli berharap, banyaknya perusahaan mendirikan dana pensiun bisa mendorong pertumbuhan industri ini. Terutama, dari sisi peserta dapen agar semakin besar.Dumoli meyakini, masih banyak masyarakat yang belum terjamah layanan dapen. Dari sekitar 240 juta penduduk Indonesia, nasabah dapen baru sekitar 3 juta orang. Padahal, layanan itu penting demi menjaga kesejahteraan di hari tua.

Selain itu, semakin banyak peserta juga turut meningkatkan jumlah aset dapen. Ini tentu saja akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini mengingat, sebagian besar aset dapen berupa dana investasi yang tersimpan di pasar modal.

Bapepam-LK mencatat, total aset dana pensiun per Maret 2012 mencapai Rp 146 triliun, naik 9% dari periode sama tahun 2011. Dari jumlah itu, dana investasi mencapai Rp 141,7 triliun. Penempatan investasi terbesar terletak di deposito mencapai Rp 33,88 triliun atau 23,91%, kemudian obligasi Rp 32,83 triliun (23,17%), surat berharga pemerintah Rp 30,03 triliun (21,2%), saham Rp 23,54 triliun (16,61%), reksadana Rp 9,86 triliun (7%), dan sisanya di keranjang lain-lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri