​Inilah penyebab epilepsi dan kejang yang perlu Anda ketahui



KONTAN.CO.ID - Epilepsi atau ayan adalah gangguan sistem saraf pusat atau neurologis, di mana aktivitas otak menjadi tidak normal. 

Hal ini dapat menyebabkan kejang atau periode perilaku yang tidak biasa, dan terkadang kehilangan kesadaran. Dikutip dari Web MD, ada sekitar 180.000 kasus epilepsi baru setiap tahun. 

Sekitar 30% terjadi pada anak-anak. Anak-anak dan orang dewasa lanjut usia adalah yang paling sering terkena dampak.


Lantas, apa saja penyebab epilepsi?

Baca Juga: Masih perlu alasan untuk tidur siang? Catat 10 manfaat berikut

Penyebab epilepsi

Penyebab epilepsi secara jelas hanya dapat diketahui pada sebagian kecil kasus. Hingga 70% dari semua kasus epilepsi pada orang dewasa dan anak-anak, tidak ada penyebab pasti yang dapat ditemukan.

Berikut adalah beberapa penyebab utama epilepsi:

  • Oksigen rendah selama kelahiran
  • Cedera kepala yang terjadi saat lahir atau karena kecelakaan selama masa muda atau dewasa
  • Tumor otak
  • Kondisi genetik yang mengakibatkan cedera otak, seperti tuberous sclerosis
  • Infeksi seperti meningitis atau ensefalitis
  • Stroke atau jenis kerusakan otak lainnya
  • Kadar zat yang tidak normal seperti natrium atau gula darah
  • Gangguan perkembangan, seperti autisme dan neurofibromatosis
  • Cedera sebelum lahir, seperti kerusakan otak akibat infeksi pada ibu, gizi buruk atau kekurangan oksigen
Baca Juga: Hati-hati, efek samping paracetamol ini bisa Anda alami

Penyebab kejang pada epilepsi

Meskipun penyebab epilepsi biasanya tidak diketahui, faktor-faktor tertentu diketahui dapat memicu kejang pada orang dengan epilepsi. 

Menghindari pemicu ini dapat membantu seseorang penderita epilepsi menghindari kejang:

  • Penggunaan obat yang tidak sesuai dosis
  • Penggunaan alkohol
  • Kokain, ekstasi, atau obat-obatan terlarang lainnya
  • Kurang tidur
  • Obat lain yang mengganggu obat kejang
  • Lampu berkedip, gambar, dan pola berulang dapat menyebabkan kejang pada orang dengan gangguan kejang fotosensitif
Untuk sekitar 1 dari 2 wanita penderita epilepsi, kejang cenderung lebih sering terjadi di sekitar waktu menstruasi. Mengganti atau menambahkan obat-obatan tertentu sebelum periode menstruasi kemungkinan dapat membantu mengurangi kejang. 

Selanjutnya: ​Apa itu epilepsi? Ini penjelasan, gejala, dan pengobatannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News