Inilah pidato SBY pada pembukaan KTT ASEAN



JAKARTA. Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggarisbawahi bahwa penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-18 bertujuan memberikan solusi atas tantangan yang dihadapi kawasan Asia Tenggara dan global pada umumnya.

"Pada awal abad ke-21 ini, kita menghadapi tantangan yang sangat kompleks, beragam dan bersifat lintas negara. Pergeseran kekuatan geopolitik tengah berlangsung dengan dinamis," kata Presiden SBY dalam pidato pembukaan KTT ASEAN ke-18, Sabtu (7/5).

SBY menilai, gejolak perekonomian global kerap terjadi, dampaknya dirasakan oleh semua bangsa di dunia.


Menurutnya, sangat sulit membedakan masalah -masalah nasional, kawasan, dan global. Demikian juga antara isu-isu bilateral dan multilateral. Makanya, SBY menilai situasi ini tidak dapat dipecahkan hanya pada tingkat nasional semata. Tetapi, diperlukan penyelesaian yang lebih komprehensif dan kerjasama yang lebih baik, di antara negara-negara yang ada di kawasan Asia Tenggara.

"Diperlukan pula kerjasama yang lebih erat di antara bangsa-bangsa, baik intra maupun antar kawasan, serta dalam forum-forum global," katanya.

Lepas dari itu, SBY juga menyoroti soal menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan Asia Timur. ASEAN yang dibentuk berdasarkan keinginan untuk menciptakan perdamaian mempunyai kewajiban merespon dinamika konflik yang dapat mempengaruhi citra kawasan dan perdamaian yang berkelanjutan.

ASEAN diharapkan mampu memfasilitasi forum diplomatik dan dialog terbuka, dengan tujuan menciptakan perdamaian bersama. "Semua upaya itu, sudah kita gariskan dalam Cetak Biru Komunitas Politik Keamanan ASEAN. Kewajiban kita tinggallah melaksanakan komitmen dan kesepakatan bersama tersebut," katanya.

KTT ASEAN ke-18 di Jakarta ini dihadiri seluruh pemimpin negara-negara ASEAN yakni Kepala Negara Kamboja, Hun Sen, Perdana Menteri (PM) Laos, Thongsing Thammavong, PM Thailand Abhisit Vejjajiva, PM Vietnam Nguyen Tan Dung, Sultan Hassanah Bolkiah dari Brunei Darussalam, PM Malaysia, Dato' Sri Mohd Najib bin Tun Abdul Razak, Presiden Filipina Benigno Aquino III, dan Menteri Senior Singapura S Jayakumar yang mewakili PM Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: