JAKARTA. Seratus hari kinerja Menteri Hukum dan HAM serta Kejaksaan Agung rupanya kurang membuat rakyat puas. Beberapa pengamat hukum menilai banyak catatan yang harus dikerjakan Kementerian Hukum dan HAM serta Kejaksaan Agung selanjutnya. Pengamat Hukum Bisnis, Ricardo Simanjuntak mengatakan, jika melihat kinerja 100 hari Menteri Hukum dan HAM habis tersita waktunya karena adanya gonjang ganjing kondisi perpolitikan di Indonesia. "Sudah waktunya, Menteri Hukum dan HAM memberi perhatian pada proses reformasi hukum bisnis untuk memampukan pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik," ujar Ricardo Simanjuntak. Ia juga menilai, pekerjaan yang telah dilakukan selama 100 hari ini mencapai angka enam. Penilaian ini karena tantangan berat untuk mengupayakan transparansi hukum di Indonesia belum dilakukan. "Perbaiki iklim bisnis dengan perbaikan hukum, bangun transparansi hukum agar pertumbuhan ekonomi bisa capai 7%," katanya.
Inilah rapor 100 hari kerja Menteri Hukum dan HAM
JAKARTA. Seratus hari kinerja Menteri Hukum dan HAM serta Kejaksaan Agung rupanya kurang membuat rakyat puas. Beberapa pengamat hukum menilai banyak catatan yang harus dikerjakan Kementerian Hukum dan HAM serta Kejaksaan Agung selanjutnya. Pengamat Hukum Bisnis, Ricardo Simanjuntak mengatakan, jika melihat kinerja 100 hari Menteri Hukum dan HAM habis tersita waktunya karena adanya gonjang ganjing kondisi perpolitikan di Indonesia. "Sudah waktunya, Menteri Hukum dan HAM memberi perhatian pada proses reformasi hukum bisnis untuk memampukan pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik," ujar Ricardo Simanjuntak. Ia juga menilai, pekerjaan yang telah dilakukan selama 100 hari ini mencapai angka enam. Penilaian ini karena tantangan berat untuk mengupayakan transparansi hukum di Indonesia belum dilakukan. "Perbaiki iklim bisnis dengan perbaikan hukum, bangun transparansi hukum agar pertumbuhan ekonomi bisa capai 7%," katanya.