Inilah rasio stock split JPFA



JAKARTA. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) menetapkan rasio pemecahan nilai nominal saham (stock split) 1:5. Rencana ini akan dibahas JPFA dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 20 Maret 2013 mendatang.Corporate Secretary JPFA, Maya Pradjono mengungkapkan hal tersebut kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (19/2). Informasi yang disampaikan manajemen JPFA ini sekaligus membuka kembali perdagangan saham JPFA di seluruh pada mulai sesi II hari ini.Sebelumnya, sejak isu stock split muncul, saham JPFA langsung melambung tinggi. Pada penutupan perdagangan Rabu (13/2), harga saham JPFA hanya Rp 7.300 per saham, kemudian bergerak naik ke level Rp 8.700 per saham. Saham JPFA kemudian disuspensi BEI di seluruh pasar sejak Jumat (15/2), sesi I perdagangan efek waktu JATS.Analis Recapital Securities, Agustini Hamid pernah menjelaskan, rencana stock split JPFA menjadi sentimen positif mengingat likuiditas perdagangan sahamnya masih kecil. "Likuiditas saham JPFA masih separuh saham sejenis seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN). Bahkan kapitalisasi pasarnya masih jauh," tutur Tini kepada KONTAN.Menurut Tini, jika ingin lebih likuid, JPFA sebaiknya menetapkan rasio stock split 1:10 yang artinya saham JPFA akan berada pada level Rp 740 per saham dengan catatan stock split dilakukan pada level Rp 7.400 per saham.Namun Tini bilang, berapa pun rasio stock split yang ditetapkan manajemen JPFA, intinya saham tersebut secara teknis akan lebih likuid dibandingkan dengan sebelum stock split. "Jadi, investor akan tertarik untuk trading saham ini. Sebelum rencana ini, investor cenderung menghindari untuk masuk ke saham JPFA karena khawatir tidak bisa trading aktif," jelas Tini.Tini bilang, target harga saham JPFA sebelum stock split adalah Rp 7.612 per saham. Dengan estimasi, earning per share (EPS) 2013 Rp 610,315 per saham dan PE rasio 12,47 kali.Hari ini, saham JPFA sendiri ditutup pada level Rp 8.000 per saham atau bergerak stagnan sejak dibukanya kembali suspensi oleh BEI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie