KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI) bisa menjadi pilihan investasi pada akhir Juni 2024. Harga saham blue chip ini mulai bangkit saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bergerak menguat setelah mengalami pelemahan dalam. Saham blue chip adalah saham lapis satu yang memiliki fundamental kuat. Selain itu, saham blue chip juga biasanya memiliki kapitalisasi pasar besar, mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah. Di BEI, saham-saham blue chip biasanya menjadi anggota indeks saham mayor seperti LQ45. Belakangan ini Indeks LQ45 dalam tren melemah.
IHSG pada Selasa 25 Juni 2024 ditutup di level 6.882,70 turun 6,46 poin atau 0,094% dibandingkan sehari sebelumnya. Pada saat yang sama, LQ45 ditutup di level 861,67 turun 2,73 poin atau 0,32%. Memasuki pekan terakhir di semester I-2024, IHSG memupuk harapan untuk bergerak menanjak kembali menembus level 7.000. Asa itu tumbuh usai IHSG mampu melonjak 145,14 poin atau naik 2,16% sepanjang pekan lalu. Hanya saja, meski berbalik naik pada pekan lalu, tapi posisi IHSG di zona hijau belum sepenuhnya aman. Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto mengamati arah IHSG memang menguat, namun belum bisa dikatakan sepenuhnya reversal karena masih berada di bawah level psikologis 7.000. Baca Juga: Saham Big Caps Masih Labil, Laju IHSG Belum Stabil Menuju Level 7.000 Artinya, IHSG maupun barisan saham berkapitalisasi pasar besar (big caps) penopang IHSG masih melakukan pengujian resistance. William mencontohkan empat saham big bank yang masih menguji level resistance-nya masing-masing. Seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada resistance Rp 9.650, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) pada resistance Rp 4.600, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) pada resistance Rp 6.275, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) pada resistance Rp 5.000. Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih sepakat, rebound IHSG masih belum sepenuhnya terkonfirmasi. Ratih menyoroti sisi lain dari langkah Bank Indonesia (BI) menahan BI-Rate pada level 6,25%. Level suku bunga acuan ini yang dapat membawa nilai tukar rupiah semakin tertekan. Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mengamini, dari penguatan pekan lalu IHSG belum sepenuhnya menjadi konfirmasi pembalikkan arah (bullish). Pelemahan nilai tukar rupiah menjadi katalis yang penting. Faktor selanjutnya adalah posisi investor asing, dimana secara year to date masih mengakumulasi jual bersih (net sell). "Masih akan sulit mendorong investor asing masuk kembali. Akan tetapi, jika sudah mulai terjadi pemangkasan suku bunga kami melihat investor asing akan kembali mencari alternatif investasi dengan return yang lebih tinggi lagi dan salah satunya dapat masuk kembali ke IHSG," terang Audi.
Saham blue chip pilihan
Dalam momentum transisi dari semester I menuju semester II -2024 ini, Audi memprediksi IHSG akan bergerak pada level support 6.840 dan resistance 6.990. Audi juga mengamati ada potensi antisipasi pelaku pasar terhadap rilis kinerja kuartal II-2024 dan menjelang rebalancing pada indeks mayor. William menaksir IHSG akan kembali menembus level 7.000 pada bulan Juli. Sedangkan pada akhir bulan Juni ini IHSG diprediksi bergerak konsolidasi pada area support 6.700 dan resistance 7.000. William mengingatkan, potensi profit taking selalu ada ketika penguatan terjadi. Secara bersamaan, sebagian saham-saham big caps masih cenderung berbeda arah, yang bisa membuat penguatan IHSG masih terbatas. Baca Juga: IHSG Berpeluang Menguat Pada Senin (24/6), Cermati Rekomendasi Saham Berikut Ratih memprediksi perdagangan 24 Juni - 28 Juni 2024 IHSG akan bergerak dalam range support 6.720 dan resistance 7.000. "Jika investor memiliki posisi kas yang lebih dapat memanfaatkan buy on weakness saham Big Banks dengan porsi yang minim hingga kinerja keuangan kuartal II rilis," terang Ratih. Founder Stocknow.id Hendra Wardana menyoroti saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang keluar dari papan pemantauan khusus. Penguatan BREN usai terbebas dari skema perdagangan Full Call Auction (FCA) bisa menjadi katalis penting yang mendorong laju IHSG.Selain BREN, pelaku pasar juga akan menyoroti pergerakan saham-saham perbankan. Pada perdagangan pekan ini (24 Juni - 28 Juni 2024) Hendra memproyeksikan IHSG akan bergerak dengan kecenderungan menguat terbatas dalam pengujian support di level 6.718 dan classic resistance di 7.026.
EXCL Chart by TradingView