JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih kepayahan melawan dominasi dollar Amerika Serikat. Hal itu turut menekan kinerja emiten di Bursa Efek Indonesia. Di awal pekan lalu, rupiah sempat terpuruk hingga titik terendah dalam 17 tahun terakhir di level Rp 13.382 per dollar AS. Mereka yang terkena imbas negatif antara lain perusahaan yang mengandalkan barang impor sebagai bahan baku produknya. Emiten yang punya utang dollar AS jumbo juga ikut terpapar. Ada yang buntung, ada juga yang untung. Ada emiten yang mendapatkan berkah dari melemahnya mata uang Garuda. Analis NH Korindo Securities Reza Priyambada menilai, ada segelintir emiten yang paling sedikit mengalami tekanan kurs. “Sebenarnya tidak ada yang diuntungkan, semua emiten terkena tekanan pelemahan rupiah. Tapi, ada beberapa emiten yang sedikit diuntungkan, yaitu mereka yang berorientasi pada ekspor atau pendapatan dari dollar AS,” jelas dia.
Inilah saham yang berkibar di saat rupiah terbakar
JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih kepayahan melawan dominasi dollar Amerika Serikat. Hal itu turut menekan kinerja emiten di Bursa Efek Indonesia. Di awal pekan lalu, rupiah sempat terpuruk hingga titik terendah dalam 17 tahun terakhir di level Rp 13.382 per dollar AS. Mereka yang terkena imbas negatif antara lain perusahaan yang mengandalkan barang impor sebagai bahan baku produknya. Emiten yang punya utang dollar AS jumbo juga ikut terpapar. Ada yang buntung, ada juga yang untung. Ada emiten yang mendapatkan berkah dari melemahnya mata uang Garuda. Analis NH Korindo Securities Reza Priyambada menilai, ada segelintir emiten yang paling sedikit mengalami tekanan kurs. “Sebenarnya tidak ada yang diuntungkan, semua emiten terkena tekanan pelemahan rupiah. Tapi, ada beberapa emiten yang sedikit diuntungkan, yaitu mereka yang berorientasi pada ekspor atau pendapatan dari dollar AS,” jelas dia.